Mohon tunggu...
Nuzul Mazida Rahma
Nuzul Mazida Rahma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang perempuan biasa dengan kehidupan yang luar biasa super.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika WC 'Dirindukan' Untuk …

24 November 2011   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang ini aku nongkrong di perpustakaan dengan niat dari rumah untuk mengerjakan skripsiku yang kian hari kian terbengkalai ini. Awalnya sih semangat untuk mengerjakan dan mulai menyiapkan file-file dari laptop yang dibutuhkan untuk mulai menyusun kata demi kata.

Beberapa jam kemudian, kejenuhan pun muncul menghinggapi. Tanganku gatal sekali untuk membuka Mozilla. Alhasil, perang antara niat dan ‘setan’ pun dimenangkan oleh si ‘setan’. Akhirnya, skripsiku pun terlupakan sejenak dan aku sudah asyik dengan dunia maya. Membuka kompiasana sudah barang wajib. Dan ngeblog ria pun dijalani. Posting sana posting sini sambil mendengarkan lagu yang diputar di winamp.

Hingga pada akhirnya, tiba-tiba saja aku memerlukan WC! Arghh! Tak tepat sekali ini. Di saat sedang asyik begini, aku kebelet pipis. Ops! Segera berpikir keras untuk menemukan letak WC terdekat (Panggil Dora! Loh?) dan duduk pun mulai tak tenang. Goyang kanan, goyang kiri.

Oh my! Aku pun tersadar, di dalam perpustakaan ini kan tidak ada WC terdekat. Ada. Tapi jauh! Harus keluar gedung, jalan kira-kira seratus meter (kayaknya sih segitu jaraknya, maklum belum pernah ngukur, hehe) dan itu pun harus masuk lagi ke gedung yang lain. Aaaa! Rasanya seperti berada di ujung tanduk. Benar-benar membutuhkan WC. Kenapa harus jauh sih WC-nya? Kenapa juga gedung sebesar ini tidak ada WC? Apa aku-nya aja yang malas beranjak? Huhu. Jujur, aku jadi nggak enak sama si WC. Terkadang WC dianaktirikan dengan keberadaannya yang identik dengan kotor, bau, jorok dan sarang kuman. Tapi, keberadaannya pun sangat dirindukan, dicari banyak orang dan dibutuhkan. Hmm..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun