“Mmm…baguslah kalau begitu.” Mereka pun berdiri. Pria itu tiba-tiba memeluk adiknya. Wanita itu sedikit kaget, tapi kemudian dia membalas pelukan kakaknya. Terdengar suara isak tangis dari pria itu.
“Kakak kenapa menangis?” Pria itu melepaskan pelukannya.
“Eh, nggak… Kakak hanya kangen saja dengan kamu.” Wanita itu mengerutkan keningnya, tapi kemudian dia tersenyum.
“Yuk, kita pulang.” Mereka pun meninggalkan tempat tersebut sambil bergandengan tangan.
“Senang ya melihatnya. Apakah pria itu akan datang ke sini lagi?” tanya Si Kursi.
“Entahlah, sepertinya tidak. Tapi mungkin juga dia akan main-main ke sini lagi nanti”
Paris belum sepenuhnya gelap, masih terlihat rona jingga di langitnya yang cerah. Bersiap menyambut malam yang juga memiliki pesonanya sendiri di ibukota Perancis ini. Begitulah Paris, terkadang sulit untuk memilih manakah yang lebih indah di kota ini, waktu siang? ataukah ketika malam hari?
* * *
Meja dan Kursi kaget keesokan harinya pria itu datang lagi ke café tersebut.
“Eh dia datang lagi!”
“Wah Iya!” seru Kursi. “Ada apa ya?”