Mohon tunggu...
Razali Agustiar
Razali Agustiar Mohon Tunggu... profesional -

FreeLance Photojournalist

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Penulisan Jurnalistik/Media Online : Masih rancu ?

25 September 2014   23:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1411636453365719235

[caption id="attachment_361642" align="aligncenter" width="180" caption="ilustrasi"][/caption]

Seperti yang kita ketahui, bekerja di media online harus siap
menghadapi tekanan yang sangat tinggi dan deadline yang sangat ketat.
Tetapi yang harus dikedepankan dalam kerja wartawan online adalah
kecepatan dan ketepatan. Dan untuk menguasai kedua hal ini dibutuhkan
pengalaman.


Masih banyak terjadi, kesalahan penulisan dimedia online, bagaimana mereka bisa
bersaing dengan media online yang lain (sebut kompetitor), jika hal yang sangat fundamental masih saja terjadi. Indonesia memang belum seperti negara maju yang lebih kritis, di mana lulusan sarjana disini (Indonesia) masih lebih sedikit dan berpengaruh pada tingkat pemikiran serta edukasi.

Saran saya, gunakan bahasa yang mudah dimengerti, KIS (keep it simple).
Pengulangan kata akan membuat para pembaca jadi bingung. Ada gaya penulisan baru yang muncul untuk karya jurnalistik yaitu online news writing, penulisan berita online, seperti tidak adanya indent atau lekuk di alinea, harus adanya spasi antar alinea.

Batas maksimum baris dalam alinea pun dibatasi paling banyak lima per alinea. Belum lagi naskah yang maksimal setengah (50%) dari panjang naskah media cetak. Ditambah penyesuaian dengan mesin pencari atau search engine dalam hal ini google.
Apapun yang menyangkut gaya penulisan media online, yang utama haruslah lebih teliti, apakah artikel tersebut penulisannya sudah baik atau tidak.

Inilah yang saya alami, ketika membaca sebuah situs berita online. Banyak saya temui kesalahan dari kalimat maupun pengulangan kata pada satu headline berita, bagaimana dengan berita atau artikel yang lainnya ? Saya langsung mengoreksi isi berita tersebut, langsung ke pointnya lewat email. Dan bersyukur pihak, Pimpinan Redaksi langsung menanggapi.

Ingat, Kepercayaan ( trust ) masyarakat menjadi modal bagi setiap media untuk
tetap bertahan.  Kalau tidak ya ditinggalkan.

Wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun