Bagi setiap bangsa Tionghoa yang telah berada diseluruh penjuru dunia dan sudah berumah tangga, biasanya akan selalu ada altar disetiap rumahnya, guna tempat mereka untuk bersembahyang.
di Indonesia agama konghucu diresmikan oleh Bapak Presiden Abdurrahman Wahid di tahun 2000, yang mana sebelumnya terdiskriminasi karna belum diresmikan.
Mengenal agama konghucu ini sendiri kita harus mengenal antara agama dan pemikiran filsuf, jelas Bapak Anton, jika agama itu menekankan dogma sehingga akan selalu tertanam bahwa yang baik masuk surga dan yang jahat masuk neraka, namun agama konghucu ini berdasarkan pemikiran filsuf dimana akan ada dorongan untuk mencapai dari tujuan agama ini. Untuk perihal ibadah, ummat yang beragama konghucu akan beribadah berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan, sepanjang tahun juga akan ada selalu peringatan bagi mereka yang kami muliakan, kebetulan saat kedatangan kami saat itu bertepatan dengan peringatan kelahiran Kong Tik Cun Ong.
Kong Tin Cun Ong itu sendiri merupakan manusia yang sedari kecil sudah keluar masuk hutan, sehingga mengenal dan memahami semua tumbuhan yang ada di dunia, sehingga dia memahami semua khasiat tumbuhan di dunia, atas kemuliaan dan kemampuannya maka dia akan selalu diberi penghormatan, Â selain dari yang dimuliakan Kong Tin Cun Ong masih banyak lagi manusia yang mendapat kemuliaan dan jika boleh dikonotasikan maka mereka mereka ini seperti sahabat sahabat dari Rasulullah SAW dalam agama islam, jelas Bapak Anton.
Kunjungan kami juga sangat dihargai dengan baik di klenteng tersebut, tampak mereka mengajak kami makan bersama saat akhir dari kunjungan kami, mereka juga tak segan untuk bilang bahwa "ini halal, jadi kamu kamu boleh memakannya" sambut hangat mereka, ada tiga keyakinan di bawah satu atap tempat ibadah, tapi tak terlihat perbedaan di antara mereka semua.
Begitulah sedikit banyak ilmu yang saya dapat dari Bapak Bunsu Anton Triyono, beliau menjelaskan dengan panjang lebar, dengan baik dan sangat ramah, sekiranya kita melihat perselisahan atas kepahaman di antara ummat beragama, maka pastilah itu dikarenakan manusia yang tidak bertanggung jawab, saya bersama rekan saya sudah merasakan bagaimana indahnya duduk dan berbincang bersama dengan manusia yang mengerti tentang agama dan disana kami berwatak sebagai manusia yang beragama, saling bertukar dan menanyakan informasi bukan saling berselisih tanpa tahu perihal sesuatu yang pasti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H