Di Kota Pagar Alam
aha!
sebuah perjalanan yang panjang
serupa dari Banda Aceh ke Takengon
untuk menjenguk Danau Laut tawar
lamanya sekira enam jam
lika-likunya jalan juga hampir tak beda
terjal menjurang
licin mengguncang, rusak ada juga di beberapa sisinya
tentu saja, seperti jalan-jalan lainnya di Indonesia Raya ini
duren dipajang, juga duku, manggis serta rambutan
hmm.. durennya lemak menusuk tulang
tapi juga bikin perut kejang
beda-beda tipis duren Sawang
dukunya manis menendang lidah
rambutannya tak seenak Binjai punya
tapi habis tertelan juga saat dikunyah
dan perjalanan ini tetap sangat menggairahkan
ah, jadi teringat Puncak dan Bener Meriah
hawanya lumayan dingin, tak bikin gerah
perjalanan melewati Prabumulih
kemudian Muara Enim,
lalu Lahat, bukan liang lahat lho, hehehe..
dari Lahat mendaki ke Pagar Alam:
adalah sebuah kota yang dihampar kebun teh
kebun tehnya luas (mungkin) beratus-ratus ribu hektar
hijau berbaris seluas mata memandang,
kebun ini milik PTPN-VII, milik nusantara
yang kabarnya warisan Belanda, yang sudah ditanam
sejak tahun 1930. Dan aku membayangkan,
bahwa waktu itu masih dijajah Belanda,
aku membayangkan seberapa banyak pekerja rodi
yang dipakai Kampeni,
untuk menanam (mungkin) ratusan juta bibit teh ini
dan penduduk Pagar Alam saat ini, apakah merasa terjajah juga?
aku tak sempat bertanya pada mereka.
begitulan nuansa yang ditawarkan
apalagi saat berada di “pucuk”
eh, pucuk itu “puncak” bahasa Palembang
bukan “Pucuk” di Jambi yang sarang lokalisasi
nah, dua malam kami menjuntai di dalam kebun teh
di sebuah cottage yang megah
wah, takkan terlupakan
kota Pagar Alam, yang dijuluki Kotanya Para Jendral
benar-benar memagar-kuncikan
jiwa kita di sini, dengan aroma teh dan kopi Dempo
dan aroma ikan bakar di sebuah resto di atas kolam
selamat malam Pagar Alam,
suatu hari kami akan kembali menjengukmu
berbaik-baiklah dengan pendudukmu
wahai kota yang syahdu
Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Januari 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H