Identitas Artikel
- Judul Artikel  : Konferensi Inter-Indonesia Tahun 1949: Wujud Konsensus Nasional antara Republik Indonesia dengan Bijeenkomst Voor Federaal Overleg
- Penulis       : Widhi Setyo Putro
- Sumber       : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jscl/article/view/17341
Pendahuluan
Periode 1945-1949 atau yang biasa disebut sebagai periode revolusi kemerdekaan, selalu menarik untuk dikaji melalui penelitian sejarah. Rentetan peristiwa mewarnai revolusi nasional Indonesia yang menjadi babak baru pasca-kemerdekaan. Pihak kolonial berusaha menghalalkan segala cara untuk mengambil kembali Indonesia kedalam genggamannya. Juga dengan pihak nasional yang tak tinggal diam ketika para penjajah berusaha untuk datang kembali menginjakkan kaki di tanah ibu pertiwi yang baru saja berdiri. Pertempuran antara kedua belah pihak tak terelakkan baik dengan moncong senjata di lapangan maupun adu argumentasi di sebuah ruangan. Salah satu dari peristiwa yang memberikan warna tersendiri pada alur sejarah Indonesia adalah Konferensi Inter-Indonesia yang mana merupakan wujud konsensus bersama antara pihak republikan dan pihak federalis
Latar Belakang
Kondisi politik dan keamanan Indonesia pada kurun waktu 1945-1949 memanglah belum stabil. Meskipun proklamasi kemerdekaan sudah dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, tetapi nyatanya pihak Belanda tidak serta merta membiarkan Indonesia bebas dengan mudah. Belanda menggunakan berbagai cara untuk menjegal Indonesia lepas dari cengkraman tangan penjajahnya. Salah satunya dengan cara mendirikan berbagai negara bagian di Indonesia dengan maksud agar mereka tetap bisa memegang kendali. Tapi kenyataannya usaha Belanda tersebut tidak berhasil, karena pembentukan negara bagian (yang tergabung dalam BFO sebagai badan koordinasi) tersebut tidak berjalan sesuai dengan tujuannya. Malah memunculkan konsensus untuk mempersatukan sesame bangsa Indonesia dari kedua belah pihak tersebut. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, latar belakang dari artikel ini adalah untuk mengangkat peristiwa Konferensi Inter-Indonesia yang terjadi pada tahun 1949 sebagai wujud konsensus nasional antara pihak republik dengan negara-negara bagian bentukan Belanda yang tergabung dalam BFO.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh Penulis adalah metode sejarah. Metode sejarah memiliki empat tahapan yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Adapun uraian proses penulis dalam menggunakan metode sejarah adalah sebagai berikut:
- Heuristik, penulis menggunakan arsip, koran dan majalah sezaman, serta buku yang relevan. Arsip yang digunakan dalam kajian ini diperoleh dari khazanah Arsip Nasional Republik Indonesia, sedangkan koran dan majalah sezaman merupakan koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
- Kritik, penulis mengkritik sumber untuk mendapatkan fakta sejarah yang kredibel.
- Interpretasi, fakta-faktaitu kemudian ditafsirkan berdasarkan kronologi dan hubungan kausalitas
- Historiografi, setelah ketiga tahap sebelumnya telah dilalui, maka kemudian disusunlah sebuah kisah sejarah.
Keunggulan
- Struktur penelitian terstruktur berurutan dari awal sampai akhir. Metode yang digunakan pun sangat cocok karena objek yang dikaji merupakan peristiwa sejarah. Pengambilan jenis sumber pun tepat karena peristiwa sejarah tersebut terekam dalam bentuk arsip, dokumen, koran dan majalah yang sezaman dengan peristiwa tersebut.
- Pengangkatan bahasan tentang Konferensi Inter-Indonesia ini bisa membantu mengembangkan wawasan sejarah terhadap peristiwa tersebut. mengingat sebagaimana yang telah disinggung dalam pendahuluan artikel, kajian tentang peristiwa ini sangat jarang disinggung karena tertutup oleh kajian Konferensi Meja Bundar (KMB). Padahal dengan diadakannya Konferensi Inter-Indonesia ini menjadi salah satu jalur yang ditempuh menuju pengakuan kedaulatan negara Republik Indonesia
Kekurangan
Sedikit kekurangan yang reviewer temukan dalam artikel ini adalah pemaparan secara deskriptif dari poin-poin rekomendasi yang dihasilkan dari rapat kepanitiaan Konferensi Inter-Indonesia. Saran dari reviewer adalah penguraian secara lebih dari berbagai bagian seperti bagian ketatanegaraan, ekonomi, keamanan, dan bagian lainnya.
Kesimpulan
Adapun simpulan yang didapat reviewer dari hasil pengamatan dan pemahaman artikel ilmiah ini bisa dilihat pada sub bagian kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis. Dari uraian diatas dapat diambil beberapa poin penting:
- Konferensi Inter-Indonesia I dan II menjadi perwujudan adanya sebuah konsensus nasional.;
- Munculnya rasa persaudaran antara RI dengan negara-negara yang tergabung dalam BFO;
- Konferensi Inter-Indonesia meanjdi sebuah peristiwa sejarah yang penting dalam usaha bangsa Indonesia memperoleh kedaulatan;
- Tujuan Belanda untuk memecah belah persatuan bangsa Indonesia tidak berhasil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI