Mohon tunggu...
Rayyan
Rayyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pedagang Online Shop

Mampu Membangun Toko di Market Place dan turut andil dalam 1 Miliyar Omset pada Business Digital

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengakhiri Segala Bentuk Kemiskinan

15 Oktober 2021   14:22 Diperbarui: 15 Oktober 2021   14:31 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan merupakan isu strategis yang dialami oleh semua negara di dunia. Ini terlihat dari deklarasi PBB dalam Millennium Development Goals, disingkat dengan MDGs yakni memberantas kemiskinan dan kelaparan. 

Kemiskinan yakni suatu kondisi di mana seseorang atau keluarga yang mana kepala keluarganya tidak mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan fasilitas hidup lainnya untuk dirinya dan keluarga. World Bank mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang yang memiliki pendapatan dibawah US $1.25 per hari (UNSDSN, 2012). 

Terhitung dalam bentuk Rupiah (asumsi Rp. 14.679/ 1 US$) maka seseorang terkategori miskin apabila pendapatannya dibawah Rp. 18.349 per hari atau di bawah Rp. 568.811 per bulan. Kondisi pendapatan diperparah dengan jumlah anggota keluarga, yang mana semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka semakin banyak pembagi dari pendapatan keluarga tersebut.

Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang tercatat pada tahun 2015 adalah sebanyak 238.518 jiwa, Diproyeksikan pada 2020 akan meningkat sebanyak 271.066.000 jiwa (Kompas, 2020). 

Di antara jumlah tersebut, Badan Pusat Statistik pada Maret 2020 melansir jumlah kemiskinan di Indonesia sebanyak 26,42 juta orang. 

Dibandingkan September 2019, jumlah tersebut meningkat sebanyak 1,63 juta orang. Dari pembagian daerah tempat tinggal diperoleh data bahwa pada periode September 2019-Maret 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan meningkat sebesar 1,3 juta jiwa, sedangkan di pedesaan naik sebesar 333,9 ribu jiwa. Sedangkan dalam persentase, di perkotaan kemiskinan naik sebesar 0,82%, terhitung 6,56% menjadi 7,38 persen. 

Adapun di pedesaan kemiskinan meningkat sekitar 0,22% dari 12,60 menjadi 12,82% (BPS, 2020). Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Keadaan ini juga menggambarkan bahwa kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda daerah perkotaan, namun juga daerah pedesaan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Lataer belakang itu menjadikan tema "kemiskinan" hal yang menarik untuk dianalisa.

Tulisan ini akan membahas tentang kemiskinan, penyebab kemiskinan, dan strategi yang dapat diambil dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Konsep Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yakni pangan dari aspek pemasukan untuk membeli makanan, dan bukan dari aspek pengeluaran. Dengan kata lain bahwa kemiskinan terkait dengan tingkat pendapatan. 

Apabila seseorang kehilangan pendapatan dan aksesibilitas terhadap sumber daya pemenuh kebutuhan hidup berupa pangan, sandang, papan, serta layanan hidup lainnya. Kemiskinan identik pula dengan kelaparan, tempat tinggal yang tidak layak, tidak bersekolah, sehingga berdampak langsung pada perasaan kehilangan atas hak untuk hidup, terpinggirkan, dan merasakan masa depan yang suram. Semua hal yang disebutkan tadi merupakan fenomena dan kejadian yang terasa ketika seseorang berapa pada posisi miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun