B : "Bung, kalau anda Muslim, logika anda paraaaah banget. Kalau saya sok alim dan merasa paling benar sendiri, untuk apa saya ajak anak buah saya sholat berjamaah ? Mendingan saya sendirian saja yg shalat, jadi bisa keliatan paling alim dan paling benar sendiri di kantor. Kalau saya ajak2 mereka, berarti saya ingin membuat mereka menjadi alim dan saya ingin mengajak mereka untuk sama2 menjadi benar."
A : "Kamu memang suka ngeyel. Eh, surga itu luas, gak sesempit yang kamu kira !"
B : "Emang juga siapa yang bilang surga itu sempit ? Makanya karena luas, tidak ada salahnya kan saya ajak seluruh anak buah saya untuk bisa sama2 kelak masuk surga ?? Itu sebabnya saya wajibkan mereka untuk selalu shalat berjamaah. Paham gak sih, lo ?!"
A : "Dasar ngeyelan. Kamu tau gak, saya ini peneliti dari lembaga yang bergerak dalam urusan kerukuan umat beragama yang juga meneliti kelompok2 yang intoleran di Indonesia. Gak main2 lho. Jelas sekali dan kasat mata, aturan yang memaksa PNS untuk shalat Dzuhur berjamaah yg kamu keluarkan sudah bertentangan dengan ajaran agama Islam dan bahkan HAM. Akan saya tulis dalam laporan tahunan tentang pengekangan kebebasan beragama dan pemaksaan dalam pelaksanaan beribadah di tempatmu ini. Biar seluruh dunia tahu. "
B : Karepmu. Yg jelas, kalau kamu Muslim, kamu coba deh berpikir pakai otak dan akal sehat kamu, apakah mengajak dan mempengaruhi orang untuk menentang dan melawan pimpinannya yang mengajak sholat berjamaah termasuk kategori memelihara kerukunan umat beragama ataukah justru memprovokasi dan memecah belah umat beragama ? Terus pikirkan juga, mengajak orang untuk shalat berjamaah dibanding mengajak orang untuk meninggalkan sholat berjamaah, manakah yang jelas-jelas melanggar HAM, Pancasila dan ajaran agama Islam ? Lagipula ngapain kamu kok kayak gak terima banget kalau saya mewajibkan anak buah saya sholat berjamaah di lingkungan kerja saya, memangnya kamu rugi apa ? Memangnya kamu ini siapa sebenarnya ? "
----Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR Bukhari dan Muslim)-------
-------- Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu- berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no. 49) -------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H