Mohon tunggu...
Intanrahayuura
Intanrahayuura Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hidupmati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angka Pernikahan di Indonesia Terus Menurun!

7 November 2024   20:17 Diperbarui: 7 November 2024   20:37 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Angka minat Pernikahan terus menurun: Banyak sekali berita beredar mengenai permasalahan sosial tersebut berikut faktor, dampak, serta peluang!

Pernikahan menurut bahasa berarti mengumpulkan, menggabungkan, atau menjodohkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nikah diartikan sebagai perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi) atau pernikahan. Mwnurut data angka pernikahan di Indonesia tahun 2024 menurun hingga 128 ribu dibandingkan tahun 2022 yang lalu, menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS. Data BPS tahun 2024 menunjukkan angka pernikahan di Jakarta turun 4.000, Jawa Barat 29 ribu, Bali 3 ribu, dan Jawa Timur sekitar 13 ribu. Secara keseluruhan di Indonesia, jumlah perkawinan turun 28,63% dalam 10 tahun terakhir.


Faktor-faktor dari kurang adanya pernikahan

1. Meningkatnya biaya hidup: Meningkatnya biaya hidup, terutama di kota-kota besar, menjadi salah satu faktor utama yang menghambat keinginan untuk menikah.

2. Pendidikan dan karier: Generasi muda saat ini lebih fokus pada pendidikan dan karier, sehingga menunda pernikahan untuk mencapai stabilitas finansial.

3. Perubahan nilai dan budaya: Pergeseran nilai dan budaya, seperti meningkatnya kesadaran akan kesetaraan gender dan kebebasan individu, juga mempengaruhi keputusan untuk menikah.

4. Keterlambatan usia menikah: Usia menikah pertama di Indonesia cenderung meningkat, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pendidikan dan karier.

Dampak dari turunya angka pernikahan

1. Penurunan angka kelahiran: Penurunan angka pernikahan berpotensi menyebabkan penurunan angka kelahiran, yang dapat berdampak pada struktur penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

2. Perubahan struktur keluarga: Turunnya angka tsb dapat mengubah struktur keluarga tradisional, dengan semakin banyak pasangan yang memilih untuk tidak menikah atau menunda pernikahan.

3. Meningkatnya jumlah single parent: Penurunan angka pernikahan dapat menyebabkan meningkatnya jumlah single parent, yang memerlukan dukungan dan perhatian khusus.

Peluang dari solusi tersebut

1. Program dukungan finansial: Pemerintah dapat memberikan program dukungan finansial bagi pasangan muda yang ingin menikah, seperti bantuan modal usaha atau subsidi perumahan.

2. Peningkatan akses pendidikan dan informasi: Meningkatkan akses pendidikan dan informasi mengenai pernikahan, keluarga, dan perencanaan keluarga dapat membantu pasangan muda dalam mengambil keputusan yang tepat.

3. Kampanye kesadaran: Kampanye kesadaran mengenai pentingnya pernikahan dan keluarga dapat membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap pernikahan.

Penurunan angka pernikahan di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang memerlukan perhatian dan solusi yang komprehensif. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan peluang yang muncul.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun