Mohon tunggu...
Rayoeng DwiChaerunnisya
Rayoeng DwiChaerunnisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Food

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Briket Arang dari Bonggol Jagung, Program Kerja Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

16 Juli 2024   21:25 Diperbarui: 17 Juli 2024   17:25 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya, Juli 2024 -- Mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) Surabaya yang terdiri dari Putri Rizky Nurhaliza, Rayoeng Dwi Chaerunnisya, dan Wulan Rizki Apriyati yang dibimbinh oleh Zida Wahyuddin S.Pd., M.Si telah meluncurkan sebuah inovasi yang berpotensi besar untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan perekonomian lokal melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) mereka. Inovasi tersebut adalah pembuatan briket arang dari bonggol jagung. Program ini tidak hanya menjawab tantangan pengelolaan limbah pertanian tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama di Indonesia, termasuk di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Setiap panen jagung menghasilkan bonggol jagung yang selama ini sering kali menjadi limbah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Pada umumnya, bonggol jagung dibakar atau dibuang, menyebabkan penumpukan sampah organik yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.

Menanggapi permasalahan ini, mahasiswi KKN UNTAG Surabaya mengembangkan solusi inovatif dengan memanfaatkan bonggol jagung sebagai bahan baku untuk pembuatan briket arang. Briket arang ini memiliki potensi besar untuk menggantikan bahan bakar fosil yang lebih mencemari lingkungan.

dokpri
dokpri

Pembuatan briket arang dari bonggol jagung dimulai dengan pengumpulan bonggol jagung dari petani lokal Dusun Tlebuk Desa Wiyu. Bonggol jagung tersebut kemudian melalui proses pengeringan untuk mengurangi kadar airnya. Setelah kering, bonggol jagung dibakar dan dihancurkan menjadi serbuk halus.

Serbuk bonggol jagung kemudian dicampur dengan bahan pengikat alami, seperti tepung tapioka atau bahan aditif lainnya yang aman dan ramah lingkungan. Campuran ini kemudian dicetak menggunakan pipa paralon untuk membentuk briket dengan ukuran dan kepadatan yang diinginkan. Proses akhir melibatkan pengeringan briket dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dimasukkan ke dalam oven untuk menghilangkan sisa kelembapan dan memadatkan briket.

Selama pelaksanaan program KKN ini, mahasiswi UNTAG Surabaya menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan alat dan kebutuhan untuk melatih anggota kartar sebagai sasaran program kerja dalam proses pembuatan briket. Namun, dengan dukungan dari fakultas dan komunitas lokal, tantangan tersebut berhasil diatasi.

Program ini juga mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat, yang melihatnya sebagai kesempatan untuk berkontribusi pada pelestarian lingkungan sambil memperoleh manfaat ekonomi. Keberhasilan ini juga membuka peluang untuk replikasi program serupa di daerah lain dengan komoditas pertanian yang berbeda.

Inovasi pembuatan briket arang dari bonggol jagung oleh mahasiswi KKN UNTAG Surabaya merupakan langkah maju yang signifikan dalam mengatasi masalah limbah pertanian dan menyediakan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Melalui program ini, mahasiswi tidak hanya memberikan solusi praktis tetapi juga membuktikan bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, masalah lingkungan dan ekonomi dapat dipecahkan secara bersamaan. Ini adalah contoh inspiratif tentang bagaimana akademisi dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun