Mohon tunggu...
RAYVALDO PRABUARYA
RAYVALDO PRABUARYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manajemen IPB 58

Sebagai marketing enthusiast yang dinamis dengan gelar Manajemen dari IPB University membawa pengalaman langsung dari magang di AYO ASEAN dan Mostra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Survei Tim PKM - RSH IPB Heykaboo di Jampang Kulon : Menggali Lebih dalam Tentang Budidaya Kacang Bogor

7 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:24 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 9 Mei 2024, Tim PKM - RSH Heykaboo mengadakan survei pertama mereka di Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Dalam kunjungan ini, tim Heykaboo berkesempatan untuk mengunjungi tempat budidaya kacang Bogor di Puncak Buluh, Desa Karanganyar. Kami turut serta dalam proses panen kacang Bogor dan berdiskusi dengan petani setempat, Bu Lilis, yang juga mengelola sebuah warung di Puncak Buluh.

Dalam perbincangan kami, Bu Lilis menjelaskan bahwa menanam kacang Bogor cukup mudah dan tidak memerlukan keahlian khusus. "Untuk menanam kacang Bogor cukup mudah, tidak membutuhkan keahlian khusus," ujar Bu Lilis. Proses panen kacang Bogor yang kami saksikan memang terlihat sederhana namun efektif, melibatkan teknik-teknik tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Namun, Bu Lilis juga menyoroti masalah harga jual kacang Bogor yang kerap kali sangat rendah saat panen raya. "Saat panen raya, harga kacang Bogor bisa menjadi sangat murah, yaitu Rp 2.000,00/kg, harga segitu seperti tidak ada harganya," ungkapnya. Kondisi ini membuat banyak petani merasa kurang dihargai meskipun mereka telah bekerja keras.

Bu Lilis juga menjelaskan bahwa Puncak Buluh merupakan salah satu galur pertanian kacang Bogor yang dikenal di daerah ini. Kacang Bogor yang dihasilkan di sini biasanya dimanfaatkan dengan cara direbus dan ditambahkan sedikit garam sebelum dikonsumsi. "Kacang Bogor biasanya dimanfaatkan dengan dimakan langsung dengan cara direbus dan ditambahkan sedikit garam," jelas Bu Lilis.

Menariknya, Bu Lilis sendiri menanam kacang Bogor karena tradisi keluarga, tanpa mengetahui secara mendalam manfaat dari kacang tersebut. "Saya menanam kacang Bogor karena turun-temurun dan tidak tahu manfaat kacang Bogor," tambah Bu Lilis.

Selain itu, Bu Lilis menyampaikan harapannya untuk mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat dalam budidaya kacang Bogor. "Saya berharap adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk budidaya kacang Bogor ini, seperti bantuan alat pertanian, edukasi dan yang paling penting yaitu standar harga," ujarnya. 

Kunjungan ke Puncak Buluh ini memberikan kami wawasan yang lebih mendalam tentang realitas dan tantangan yang dihadapi oleh petani kacang Bogor. Diskusi kami dengan Bu Lilis menyoroti pentingnya dukungan dan edukasi bagi petani agar mereka dapat mengoptimalkan hasil panen dan mendapatkan harga jual yang lebih adil.

Tim Heykaboo berharap kunjungan ini dapat membuka jalan untuk kolaborasi lebih lanjut dalam membantu petani lokal, khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan teknologi pertanian, serta mencari solusi untuk masalah harga jual yang rendah. Kacang Bogor, dengan segala potensinya, layak mendapatkan perhatian lebih agar dapat terus menjadi bagian penting dari perekonomian lokal dan kesejahteraan petani di Jampang Kulon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun