Mohon tunggu...
Raynier Sathya Tabaluyan
Raynier Sathya Tabaluyan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Bermain Basket dan membaca berita terbaru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurangnya Kemampuan Berpikir Kritis Masa Depan Kita

3 Mei 2024   07:07 Diperbarui: 3 Mei 2024   07:13 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era teknologi dan internet yang serba 5G ini, kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu kunci untuk menghadapi berbagai tantangan dan masalah dunia. Namun, ironisnya kemampuan berpikir kritis di Indonesia masih tergolong sangat rendah. Hal ini menjadi masalah yang lumayan serius dan perlu mendapat perhatian khusus, karena hal krusial ini sangat berpotensial untuk menghambat kemajuan bangsa di berbagai bidang. 

Kurangnya kemampuan berpikir kritis di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: 

1. Sistem pendidikan yang mengutamakan menghafal daripada memahami 

Kurikulum pendidikan di Indonesia masih banyak berfokus pada hafalan dan tes, sehingga siswa tidak terlatih untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mengembangkan pemikiran mandiri. 

2. Kebudayaan belajar tidak interaktif 

Kebanyakan siswa di Indonesia terbiasa menerima informasi secara cuma - cuma dari guru atau buku teks, tanpa mempertanyakan atau mencari alternatif jawaban lain karena memang tidak diprioritaskan. Hal ini menghambat para siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis. 

3. Dikitnya akses terhadap informasi dan bahan bacaan 

Keterbatasan akses terhadap informasi dan bahan bacaan yang berkualitas juga sangat berpengaruh pada rendahnya kemampuan berpikir kritis. Hal ini terjadi kebanyakan di daerah - daerah terpencil yang jauh dari pusat informasi. 

4. Pengaruh media sosial

Maraknya informasi hoax dan ujaran kebencian di media sosial juga dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir kritis. Warga Indonesia, terutama generasi muda, mudah terpapar informasi yang menyesatkan dan tidak terverifikasi, terbiasa dengan percaya dengan apa yang kita mau percaya sehingga sulit untuk membedakan fakta dan opini. 

Kemampuan berpikir kritis membawa banyak sekali dampak negatif, diantaranya: 

1. Mudah termakan hoax dan informasi yang sangat menyesatkan 

Masyarakat yang tidak memiliki kemampuan berpikir kritis rentan terpapar hoax dan informasi menyesatkan yang beredar di media sosial seperti Instagram, Tiktok, Twitter, dll. Hal ini dapat menimbulkan berbagai bencana besar, seperti perpecahan sosial yang bisa mengakibatkan demo, kerusuhan, dan bahkan tindakan kriminal. 

2. Sulit untuk mengambil keputusan yang tepat 

Kemampuan berpikir kritis sangatlah penting untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai bagian kehidupan seperti memilih pekerjaan, berinvestasi, dan menyelesaikan masalah. Kurangnya kemampuan ini membuat warga Indonesia mudah terjebak dalam penipuan, salah memilih pemimpin negara, dan gagal dalam mensejahterakan kehidupan masing - masing. 

3. Sangat memperlambat kemajuan bangsaRendahnya kemampuan berpikir kritis pada generasi muda warga Indonesia dapat menghambat kemajuan bangsa di berbagai bidang contohnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Bangsa yang tidak memiliki masyarakat yang kritis dan inovatif akan tertinggal dari negara-negara lain sehingga lama untuk menjadi negara maju. 

Solusi yang bisa saya berikan

Untuk mengatasi kurangnya kemampuan berpikir kritis di Indonesia, diperlukan upaya sepenuhnya dari berbagai pihak di Indonesia, diantaranya: 

1. Memperbaiki sistem pendidikan 

Kurikulum pendidikan perlu diubah agar lebih menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, seperti menganalisis informasi, mementingkan argumen, dan pemecahan masalah. Guru juga harus dilatih untuk menerapkan metode pembelajaran yang aktif dan partisipatif bagi muridnya 

2. Meningkatkan budaya literasi 

Pemerintah perlu mendorong masyarakat Indonesia untuk gemar membaca dan mengakses informasi yang berkualitas untuk menghindari diri dari berita hoax. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun lebih banyak perpustakaan, menyediakan akses internet yang murah dan mudah ke seluruh daerah terutama Papua, serta mengadakan program - program literasi menarik dari Kemendikbud. 

3. Pemanfaatan teknologi 

Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis contohnya melalui edukasi online, aplikasi belajar yang interaktif, dan game edukatif bagi masyarakat Indonesia 

4. Menumbuhkan budaya kritis 

Masyarakat Indonesia perlu didorong untuk selalu mencari tahu informasi yang mereka terima, mencari dan melihat semua sudut pandang, dan tidak mudah percaya dengan berita hoax. 

Meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia berpikir kritis adalah investasi penting untuk masa depan bangsa. Dengan masyarakat yang

kritis dan inovatif, Indonesia dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. 

Mari teman - teman bersama - sama membangun bangsa yang cerdas dan kritis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun