Mohon tunggu...
Brilian Eby Raynangge
Brilian Eby Raynangge Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemimpi paruh waktu, penikmat seni dan teh, florist

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pers Antara Kepentingan Pribadi dan Publik

11 Februari 2014   19:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Masyarakat pers Indonesia selalu memperingati hari pers nasional di bulan kedua setiap tahunnya. Dan tak pernah ketinggalan pula para pejabat Negara, pejabat pemerintah, para wartawan, ataupun pegawai swasta yang memberikan ucapan serta menyampaikan betapa pentingnya pers sebagai media edukasi dan perannya dalam perkembangan demokrasi di negeri ini. namun apakah semua itu sudah berjalan dengan semestinya ?

Saya pribadi sangatlah setuju dengan pemikiran tersebut, namun bila melihat kenyataannya, sampai sekarang media belumlah berhasil dalam upayanya memberikan edukasi terhadap masyarakat, terutama dalam hal politik. Seperti kita ketahui kalau beberapa tokoh politik adalah pemilik dari media-media yang ada di Indonesia, baik itu media cetak maupun televisi.

Media memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan opini masyarakat, ditambah lagi masyarakat terkadang kurang berpikir kritis dan langsung saja menangkap apa yang dikatakan oleh media tanpa dikunyah terlebih dahulu informasi tersebut. Dengan mudahnya masyarakat menyanjung-nyanjung seorang tokoh serta dengan mudahnya pula memaki serta mencemooh seorang tokoh.

Bahkan apabila kita cermati sekarang para pemilik media, yang kebanyakan adalah tokoh politik yang tanpa segan malah melakukan pencitraan serta mempromosikan diri mereka melalui media yang dimilikinya. Bukankah ini merupakan sebuah pengkhianatan terhadap masyarakat? Namun adakah masyarakat yang protes? Tidak, karena masyarakat telah menganggap biasa hal tersebut, karena media secara konstan telah membentuk image tentang tokoh tersebut sebagai seorang yang baik atau penting.

Silahkan kalian lihat di media cetak seperti Jawa Pos, di halaman pertama pasti selalu terpampang karikatur atau foto dari Dahlan Iskan, entah itu berisi artikel yangh beliau tulis atau kata-kata mutiara dari beliau. Silahkan kalian lihat di televisi, sebagai contoh yang baru-baru ini saya lihat sendiri, disebuah sinetron kejar tayang di RCTI ada dua tokoh yang blusukan di dalam sinetron tersebut, mereka adalah Wiranto dan Hari Tanoe yang tak lain pemilik dari MNC Group.

Bukannya saya tidak suka dengan pak Dahlan Iskan atau Pak Wiranto serta Hari Tanoe, saya sangat mengagumi mereka, saya hanya memberikan beberapa contoh dari sekian banyaknya tokoh politik yang memanfaatkan media demi kepentingan pribadi semata, namun yang perlu disorot disini adalah peran media tersebut. Media dan para insan pers harusnya lebih profesional dan tetap independent dalam menyampaikan sebuah informasi. Informasi yang diberikan haruslah berimbang, tak berat sebelah.

Dalam hal politik yang notabene berakibat atau berhubungan dengan hajat hidup masyarakat Indonesia, harusnya media lebih aktif mengenalkan para calon pemimpin negeri ini, bukan yang itu-itu saja sebagai pemilik media. Konspirasi kelas teri macam ini harus dihilangkan. Masyarakat harus tau kualitas calon pemimpinnya dan tak sekedar pencitraan semata yang ditampilkan. Sehingga para insan pers pun wajib menggali berbagai data dan informasi yang valid serta berkualitas mengenai tokoh yang diberitakan. Dalam media televisi pun selayaknya acara-acara yang tak mendidik juga dikurangi, jangan hanya memikirkan rating semata. Memang benar rating itu ditentukan oleh minat masyarakat, namun siapa pula yang membentuk masyarakat seperti itu? Tentu saja media itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun