Mohon tunggu...
Brilian Eby Raynangge
Brilian Eby Raynangge Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemimpi paruh waktu, penikmat seni dan teh, florist

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presidenku Bersenjatakan Trisula Herumukti

1 April 2014   18:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, tahun 2014 ini adalah sebuah tahun politik bagi bangsa Indonesia. Tahun yang akan menentukan bagaimana nasib bangsa Indonesia ini selama setidaknya lima tahun mendatang. Dimulai pada bulan April nanti akan diadakan pemilu legislatif untuk memilih calon wakil rakyat di tingkat daerah, provinsi dan di tingkat pusat. Yang tentunya akan disusul dengan dilaksanakannya pemilihan presiden.

Sejak tahun lalu telah banyak tokoh-tokoh yang berasal dari kalangan partai politik maupun dari dunia hiburan yang telah menyatakan diri siap menjadi calon presiden. Sebut saja Abu rizal Bakri dari partai Golkar, Surya Paloh dari partai Nasdem, kemudian Prabowo dari Gerindra, bahkan sang raja dangdut Rhoma Irama pun tak ikut ketinggalan menyatakan diri siap memimpin negeri ini. Namun yang menjadi tanda Tanya besar adalah apakah mereka yang telah menyatakan diri siap memimpin negeri ini memiliki kualitas, kapasitas serta kredibilitas yang cukup untuk mengatasi berbagai krisis yang terjadi di Indonesia ini?

Apakah mereka siap gagal dalam memimpin negeri ini? apakah mereka mengenal siapa yang akan mereka pimpin? Serta apakah mereka benar-benar menyadari bahwa sesungguhnya memimpin adalah sebuah amanah, bukan anugrah?

Krisis yang dialami Indonesia menurut saya sangatlah pelik, terrible kalau boleh saya bilang, krisis multidimensi yang telah turun temurun dan semakin parah setiap tahunnya. Ditengah berbagai krisis yang dialami Indonesia dan ditengah euforia pemilihan wakil rakyat dan pemilihan presiden ini, kegamangan pun terjadi. Kegamangan dalam menentukan siapakah presiden yang pantas, yang mampu menyelesaikan krisis multidimensi yang dialami oleh Indonesia. Setidaknya kalaupun tidak menyelesaikan bisa mengurangi. Jika pertanyaan itu ditujukan kepada saya, saya akan menjawab tak ada satupun orang yang sanggup mengatasi krisis yang dialami Indonesia ini.

Kenapa tak ada yang sanggup? Ya karena masalah yang dialami bangsa Indonesia ini bukanlah masalah milik seorang pemimpin yang akan mejadi presiden nantinya. Tapi ini adalah masalah semua warga Negara Indonesia. Disinilah masalah muncul lagi, banyak warga yang menuntut calon presidennya nanti harus begini, harus begitu, namun mereka tak memiliki sense of belonging mengenai masalah yang dialami negeri ini, dan lebih parahnya sebagian lagi mereka malah memilih apatis dengan proses pemilihan pemimpin negeri ini. bagi mereka siapapun yang terpilih, tak akan banyak mengubah masalah yang mereka hadapi. Maka seorang presiden harapan saya nantinya haruslah sebagai berikut:

1.Memiliki Gagasan dan Ide Yang Menggerakkan

Maka seorang pemimpin harusnya tak hanya memimpin, tapi juga menggerakkan. Menggerakkan rakyatnya untuk menumbuhkan sense of belonging, sebuah rasa memiliki, bahwa segala permasalahan serta krisis multidimensi yang dialami Negara ini adalah masalah bersama yang harus diselesaikan secara bersama pula, bukan hanya oleh seorang pemimpin semata. Disinilah kapasitas seorang pemimpin yang dibutuhkan.

Lalu cara seperti apakah yang harus dilakukan seorang pemimpin untuk menggerakkan rakyatnya? Bagaimanakah pemimpin itu bisa mengajak rakyatnya untuk bersama-sama bergerak untuk maju mengikuti langkahnya menyelesaikan segala permasalahan di Indonesia untuk menjadi lebih baik?

Saya akan menutip sebuah kalimat yang sempat diucapkan oleh John F. Kennedy berikut,

A man may die, nations may rise and fall, but an idea lives on

Silahkan direnungkan sejenak kalimat tersebut, ya… tak lain dan tak bukan adalah sebuah ide tau gagasan. Gagasan atau ide itu telah jelas mempunyai kekuatan yang tak terbatas. Dia kebal peluru, tak akan hancur dilindas tank, tak roboh diterjang badai. Dan bahkan sebuah gagasan atau ide mampu menembus waktu dan zaman serta membawa perubahan disetiap zaman yang dilewatinya. Bukankah itu yang telah terjadi? Bukankah dari sekian banyaknya ilmu modern ini berasal dari pemikiran serta gagasan para filsuf masa lalu macam Aristoteles, Socrates, dan plato? Tak lekang oleh zaman, itulah gagasan yang mampu mengubah. Sebuah gagasan, itulah sebuah benda keramat yang mampu memberikan inspirasi bagi rakyat untuk bergerak, untuk melakukan sesuatu yang memiliki efek yang mengubah, walaupun sesuatu itu kecil, namun jika dilakukan secara bersama-sama pengaruhnya pasti besar bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun