Mohon tunggu...
Raynaldo Hagai Priyo Nugroho
Raynaldo Hagai Priyo Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa semester 5 yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkat Eksklusi Sosial di Lingkungan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

14 Desember 2023   09:31 Diperbarui: 14 Desember 2023   09:49 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernakah Anda mendengar isu Eksklusi Sosial?

Isu eksklusi sosial sering mewarnai realitas kehidupan sosial di lapisan masyarakat dan merupakan isu yang tidak boleh kita abaikan. Isu eksklusi sosial merupakan kondisi dimana terjadinya pembatasan akses terhadap individu atau kelompok tertentu pada suatu lingkungan sosial. Pembatasan ini bisa berupa tindakan yang membatasi partisipasi individu atau kelompok tertentu dalam memperoleh akses sosial, ekonomi, atau pendidikan. Eksklusi sosial dapat menciptakan terjadinya ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan kesenjangan dalam hubungan sosial. Dalam konteks lingkungan mahasiswa, jika eksklusi sosial terjadi, maka tentu bisa mempengaruhi kondisi belajar, aktivitas sosial antar mahasiswa, dan menciptakan ketidaknyamanan bagi sekelompok mahasiswa. Oleh karena itu, pencegahan eksklusi sosial penting untuk dilakukan agar dapat menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman dan mendukung setiap individu ataupun kelompok mahasiswa bisa memperoleh akses yang sama dalam memperoleh pendidikan.

Kota Malang merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur yang terkenal menjadi kota pelajar di Indonesia yang mahasiswanya tidak hanya berasal dari Kota Malang saja, tetapi juga berasal dari luar kota Malang, bahkan luar pulau Jawa. Jika kita melihat jumlah mahasiswa di Universitas Brawijaya saja, sudah terdapat 55.469 mahasiswa yang berkuliah di Malang yang tentunya memiliki berbagai latar belakang yang berbeda mulai dari perbedaan budaya, bahasa daerah, suku, dan agama. Tentunya hal tersebut akan menimbulkan pertanyaan bagi kita tentang sejauh mana tingkat eksklusi sosial di lingkungan akademis Universitas Brawijaya. 

  • Apakah mahasiswa yang berasa dari luar Kota Malang mengalami eksklusi sosial dalam kegiatan belajar maupun kegiatan sehari-harinya? 
  • Apakah mereka mudah untuk beradaptasi saat merantau ke Kota Malang? 
  • Apa relevansi eksklusi sosial terhadap Pancasila yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara?

Beranjak dari isu permasalahan yang sudah disampaikan, kami kelompok penulis yang dibimbing oleh Ibu Fitria Anjar Sari, M.Pd., diketuai oleh Raynaldo Hagai Priyo Nugroho, beranggotakan Adiyasa Rifqi Ramadhan dan Nessa Aulia Apriani tertarik untuk mempelajari isu ini lebih dalam dan menjawab pertanyaan permasalahan tersebut.

Mahasiswa baru Fakultas Pertanian (FP) angkatan 2023 di Universitas Brawijaya (UB) yang berasal dari luar kota Malang akan menjadi fokus perhatian untuk mencari tahu apakah mereka mengalami eksklusi sosial dalam kegiatan perkuliahan dan kegiatan sehari-hari. Kami akan  mengeksplorasi apakah terjadi eksklusi sosial yang dialami oleh mahasiswa baru tersebut dan sejauh mana tingkat kemudahan adaptasi yang mereka alami di lingkungan baru mereka. Oleh karena itu, mari kita lihat temuan dari survei yang sudah kami lakukan  yang melibatkan 44 Mahasiswa baru FP angkatan 2023 di UB yang berasal dari luar kota Malang. 

Berdasarkan survei penelitian yang telah dilakukan dan telah dirangkum dalam bentuk poster, kita dapat menarik kesimpulan bahwa mahasiswa baru FP UB angkatan 2023 yang berasal dari luar Kota Malang tidak mengalami eksklusi sosial dan mampu hidup rukun bersama penduduk lokal meskipun terdapat berbagai perbedaan latar belakang. Mereka juga mudah untuk beradaptasi dan menjalin hubungan baik dengan penduduk lokal.

Jika dikaitkan dengan nilai pancasila sila ke-2, yaitu "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" maka kita dapat mengetahui bahwa terjadi situasi kemanusiaan yang adil dan beradab di lingkungan perkuliahan khususnya bagi mahasiswa baru FP UB angkatan 2023, di mana setiap mahasiswa tersebut memiliki dan mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi. Jika dikaitkan dengan sila ke-3, yaitu "Persatuan Indonesia" maka kita dapat mengetahui penelitian ini menunjukkan bahwa di mahasiswa baru FP UB angkatan 2023 dapat hidup bersatu bersamaan dalam mendapatkan hak yang sama. Walaupun banyak mahasiswa yang berasal dari beragam daerah, budaya, suku, dan agama semua hal itu harus dikesampingkan karena dalam memperoleh pendidikan, mahasiswa semua memiliki hak yang sama dalam menjalani perkuliahan dengan rasa aman, tentram dan nyaman. Jika dikaitkan dengan sila ke-5, yaitu "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" maka kita dapat melihat bahwa seluruh mahasiswa yang berasal dari kelompok golongan berbeda, bisa mendapatkan keadilan sosial yang sama dan tidak adanya perbedaan perlakuan yang diterima.

Terima kasih telah membaca hasil survei penelitian kami. Harapannya setelah survei penelitian ini dilakukan, kita dapat terus meningkatkan toleransi akan perbedaan latar belakang, khususnya mewujudkan lingkungan perkuliahan yang bebas dari eksklusi sosial yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun