Ketika permasalahan ' intoleransi' diangkat sebagai bahan pembicaraan, berbagai pendapat masyarakat tentunya memiliki pemikiran dan pandangan yang berbeda-beda. Sudut pandang dari kalangan Pemirsa yang menyaksikan Acara, dilatar belakangi oleh Pemikiran dari Latar belakang dan tingkat pengetahuan dalam mengungkap akar permasalahan sehingga timbul 'intoleransi' dalam kehidupan keberagaman.
Ketika melihat tanggapan dari berbagai pendapat yang tertera, seolah melihat peristiwa berdasarkan apa yang diperlihatkan (visual) dalam layar kaca. Semestinya Televisi yang mengangkat tema 'panas' mempunyai tanggung-jawab memberikan solusi, menyebarkan hal yang menyejukan bagi semua Pemirsa, menyajikan penayangan berupa tulisan tentang Pasal-pasal pelarangan melakukan tindakan pengrusakan dan anarkis diakhir perbincangannya.
Pentingnya media Televisi menyuarakan 'kesejukan' meski dalam topik yang dibahas 'panas', memberikan masukan dalam bentuk tertulis, boleh saja menampilkan tayangan yang berhubungan dengan tema yang dibahas, namun harus memberikan tulisan alasan mereka bertindak semacam itu dalam tayangannya. Saat Pemirsa baru saja mengubah chenel, melihat tayangan anarkis menimpa Tempat Ibadah saudaranya, tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya, mengakibatkan 'amarah' yang disebarkan lewat obrolan.
Kemarahan yang tersembunyi, memberikan dampak kebencian yang dapat mengakibatkan persoalan baru. Untuk itu tugas Pemerintah setempat, segera membuat edaran tentang :
- Memberikan pengarahan untuk tidak menyebarkan Keyakinan kepada orang sekitarnya kepada masyarakat yang sudah memiliki Pegangan Hidup masing-masing.
- Menyadarkan masyarkat bahwa fungsi Rumah Ibadah untuk kegiatan keagamaan.
- Memberikan kemudahan Izin bagi pembangunan Rumah Ibadah dengan membuat Perjanjian mentaati tentang point 1 dan 2. Apabila dilanggar atas nama hukum Rumah Ibadah ditutup.
- Menjaga keamanan dan kedamaian serta memberikan kesejukan dengan adanya Tempat ibadah.
- Meminta Izin kepada Aparat setempat apabila mengadakan kegiatan amal, bertujuan mencegah kecurigaan bagi Pemeluk Agama lain.
Dalam berbagai kasus, Pengrusakan Rumah Ibadah karena elemen Pemuka Agama sedikit sekali melakukan koordinasi dengan Aparat (pemerintahan)Â setempat tentang berbagai kegiatan Keagamaannya. Padahal Tindakan yang kooperatif, menjaga hubungan antar elemen Pemuka Agama dan Aparat Setempat menimbulkan pengaruh positif bagi masyarakat yang memang dari dahulu sudah toleransi. Jadi, tindakan intoleransi bisa saja akibat dari adanya ketidak harmonisan hubungan aparat setempat, pengetahuan masyarakat yang minim, isu-isu yang berkembang, serta melanggar point 1 dan 2
Alangkah indahnya keberagaman, yang memberikan kesan menyejukan, bukan permusuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI