Media terperangkap masuk ke ranah pribadi, menyebarkan virus kebencian, melambungkan sebuah nama dengan simbol milik Umat Islam. Ide ini berasal dari sebuah cincin, dan kalimat 'sahadatain', cukup berhasil menjadi icon penebar kebencian dikalangan non-muslim.Â
Rahmatan lil Alamin, atau kasih sayang segenap alam semesta, dicoreng dengan menghadirkan grup sempalan bentukan keturunan Yahudi, menurut kabarnya, ingin membentuk negara Islam, namun kenyataan banyak mesjid yang dihancurkan, umat Islam dibunuh secara besar-besaran, sementara hanya sedikit warga asing yang menjadi korban, itupun masih diragukan kebenarannya.
Selalu saja media barat menampilkan simbol bendera bertuliskan "Tiada Tuhan selain Allah", berupaya menggambarkan Islam dengan hal-hal yang dilarang oleh Agama itu sendiri. Tidak masuk akal, muslim yang taat tapi tidak mengindahkan sebuah pertempuran ala Nabi, malah terkesan seperti 'big satanic'. Lucu sekali, menyebut Islamic State, tapi beritanya memperkosa orang, terkesan tak berbelas kasihan.
Perbedaan ditonjolkan oleh media barat, adu domba ala kolonialisme dipakai, mereka belajar dari Snouck H, Sang Pahlawan Belanda penakluk negeri Aceh, berpura-pura menjadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Tak perlu lagi Bangsa Indonesia terpedaya dan terperangkap tentang teroris ala setan, itu cara bangsa Penjajah, membuat berita bohong, mengadu domba, pada akhirnya menuduh suatu negara pendukung teroris, hingga layak dihancurkan. Mari Kita berwaspada akan teroris sesungguhnya, yaitu Negeri-negeri Penjajah.
Code ISIS:Â Israeli Secret Intelligence Service
Sistem Penarik dari dalam tubuh umat Islam: Islamic State
Media Propaganda: CNN, BBC and many more
Politik penerapan :
1. Mengambil ide
Christiaan Snouck Hurgronje
2. Devide et impera
3. Menyebarkan faham kebencian Perbedaan