Semarang (27/7) – Permasalahan lingkungan selalu menjadi pemikiran yang selalu dibutuhkan penyelesaiannya. Begitu banyak cara untuk mengurangi permasalahan lingkungan sehingga beragam hasil yang nantinya dapat terlihat dan dirasakan oleh masyarakat sekitar. KKN Tim II 2021/2022 ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yang berlangsung pada tanggal 4 Juli 2022 sampai 18 Agustus 2022. Salah satu mahasiswa Undip yang mengikuti KKN di Kelurahan Plombokan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang yaitu Vincensius Raynaldy PPA (Vincen) yang merupakan mahasiswa jurusan S-1 Agribisnis. Salah satu permasalahan yaitu kurangnya penghijauan yang dilakukan terutama di tempat terbuka salah satunya adalah kelurahan sendiri. Padahal di Kelurahan Plombokan tersebut sudah ada Bank Eco Enzyme yang menjadi terobosan menarik dalam memanfaatkan kulit buah atau sampah rumah tangga. Jika permasalahan tersebut dibiarkan begiatu saja, maka tanaman yang tumbuh tidak akan maksimal tumbuh kembangnya dan tidak dapat membuat asri dan sejuk Kelurahan Plombokan.
Pelaksanaan penghijauan dilakukan dengan berbagai tahap yaitu dengan penyiraman terlebih dahulu agar tanah pada tanaman tersebut tidak terlalu keras atau kering sehingga akan mempermudah akar dalam mencari unsur hara. Prinsip utama dalam perlakukan penyiraman adalah untuk memudahkan tanaman dalam tumbuh dan berkembang, layaknya dengan membuat tanah menjadi lebih lembab karena akan mempermudah akar untuk bergerak bebas mencari makanan dalam tanah. Selanjutnya akan dilakukan penyiraman menggunakan Ecoenzyme sebagai media pupuk cair untuk memaksimalkan tumbuh dan kembang tanaman yang ada. Ecoenzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti kulit buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air.
Penghijauan dilakukan bukan semata-mata untuk menyelesaikan proker monodisiplin saya, tetapi juga menjadi kewajiban sebagai warga Plombokan untuk membuat lingkungan kelurahan menjadi asri dan sejuk. Penyiraman biasanya dilakukan seminggu sekali pada saat minggu pertama hingga ke 3 di Kelurahan Plombokan dikarenakan cuaca yang sering hujan sehingga tidak menyiramnya secara penuh, ditakutkan akan menyebabkan akar yang membusuk karena terlalu mengandung banyak air. Namun untuk minggu selanjutnya sudah dilakukan penyiraman dengan air dan Ecoenzyme sebanyak 2-3 kali dalam seminggu karena cuaca kembali panas dan hujan jarang turun.
“Ya, terlihat lebih tertata dan lebih bersih daripada sebelumnya, tanaman juga semakin beragam jenisnya dan daunnya juga banyak yang lebat dan hijau-hijau.” Ungkap salah satu warga Plombokan yang datang ke Kelurahan.
Ecoenzyme yang digunakan juga sudah mengikuti aturan dari Bank Ecoenzyme yang ada di Kelurahan Plombokan tepatnya di RW 02. Aturan tersebut sudah diikuti sehingga nantinya diharapkan hasilnya akan memuaskan bagi tanaman di Kelurahan Plombokan. Salah satu bentuk aturannya adalah perbandingan komposisi dalam pembuatannya yaitu perbandingan 3: 1: 10 dimana 3 untuk bahan organic, 1 untuk gula jawa dan 10 untuk air mineral. Pemakaian untuk pemupukan tanaman melalui pencampuran 30 ml EcoEnzyme ke dalam 2 liter air sehingga nantinya dimasukkan campuran larutan air dan Eco-enzyme kedalam botol semprot dan disemprotkan ke tanah di sekitar tanaman atau bisa dengan menyiramnya menggunakan gayung ke sekitar tanaman. Selain penghijauan dengan EcoEnzyme, juga ditanam berbagai tanaman seperti jeruk dan mawar. Tanaman jeruk akan bermanfaat ketika sudah berbuah untuk dikonsumsi oleh warga Plombokan sedangkan mawar akan memperindah lingkungan sekitar Kelurahan.
Penulis: Vincensius Raynaldy PPA, Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Dosen Pembimbing Lapangan: Zaki Ainul Fadli., SS., M.Hum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H