Mohon tunggu...
RAYNA HATTI WHYNDA
RAYNA HATTI WHYNDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa yang sedang mencari hal - hal baru dan manuangkan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketidakadilan dari Perjuangan Mencapai Hak Asasi Manusia dalam Kisah Film "Vina"

16 Juni 2024   08:55 Diperbarui: 16 Juni 2024   09:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rayna Hatti Whynda | PDB38 | Fakultas Vokasi | Universitas Airlangga

          Kisah Vina dalam film “Vina: Sebelum 7 Hari” menghadirkan sebuah narasi yang menyoroti kompleksitas dalam penegakan hukum dan tantangan dalam memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keadilan. Ketika polisi awalnya mengklasifikasikan kematian Vina sebagai kecelakaan tunggal, hal ini tidak hanya mencerminkan kemungkinan adanya kekurangan penyelidikan yang mendalam, tetapi juga menunjukkan adanya kecenderungan mengabaikan kejahatan yang melibatkan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Fenomena ini sering kali terjadi dalam kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan di mana korban sering kali tidak mendapatkan perlakuan hukum yang memadai.

          Penyelidikan awal yang tidak memadai dalam kasus Vina, menyoroti kebutuhan akan sistem hukum yang lebih responsif dan transparan terhadap kasus-kasus kekerasan. Keterlambatan atau kelalaian dalam mengidentifikasi tanda-tanda kejahatan serius seperti penyiksaan dan pemerkosaan dapat berakibat pada hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum. Ini juga menggarisbawahi pentingnya pelatihan dan kesadaran yang lebih tinggi di kalangan petugas hukum tentang masalah kekerasan gender dan perlindungan terhadap korban. Lebih jauh lagi, kasus seperti ini mengekspos risiko ketika institusi hukum terlalu cepat mengambil kesimpulan atau tidak cukup berinvestigasi secara menyeluruh.

          Pola ini tidak hanya dapat mengorbankan keadilan bagi korban dan keluarga mereka, tetapi juga memberikan keberanian kepada pelaku untuk mengulangi kejahatan mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat proses penyelidikan yang menyeluruh, serta memastikan bahwa kepatuhan terhadap hukum tidak hanya berfokus pada penghukuman pelaku tetapi juga pada perlindungan dan pemulihan korban. Film ini bukan hanya sekadar narasi dramatis tetapi juga sebuah panggilan untuk perbaikan sistem hukum yang lebih adil dan responsif. Ini mengajukan pertanyaan penting tentang bagaimana masyarakat dan lembaga hukum dapat bekerja sama untuk menangani dan mencegah kekerasan, serta memastikan bahwa hak asasi manusia setiap individu, terutama perempuan dan anak-anak, benar-benar dihormati dan dilindungi dalam setiap tahapan proses hukum.

          Pendidikan dan kesadaran tentang hak asasi manusia merupakan fondasi yang penting dalam masyarakat untuk mencegah dan mengatasi kasus kekerasan seperti yang terjadi dalam kisah Vina. Film “Vina: Sebelum 7 Hari” menggambarkan betapa pentingnya pengetahuan tentang hak-hak dasar setiap individu dan perlindungan terhadap kekerasan dalam masyarakat. Melalui pengalaman tragis Vina, yang menjadi korban kekerasan yang mengerikan, kita melihat bagaimana kurangnya kesadaran tentang hak asasi manusia dapat berdampak buruk bagi korban dan keluarganya. Pendidikan yang tepat tentang hak-hak manusia tidak hanya meningkatkan kesadaran akan hak-hak dasar yang dimiliki setiap individu, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengenali dan melawan berbagai bentuk kekerasan yang mungkin terjadi di sekitar mereka.

          Upaya keluarga dan teman-teman Vina untuk mencari kebenaran juga menyoroti pentingnya pendidikan tentang responsibilitas sosial dan keadilan. Mereka tidak hanya berjuang untuk memperoleh keadilan bagi Vina, tetapi juga untuk memastikan bahwa masyarakat dan lembaga hukum belajar dari kasus ini agar dapat mencegah terulangnya kejahatan serupa di masa depan. Kesadaran yang tinggi tentang masalah kekerasan dan perlindungan terhadap korban menjadi kunci dalam mengubah paradigma sosial dan memastikan bahwa setiap individu, terutama mereka yang paling rentan, mendapatkan perlindungan yang layak dari hukum dan masyarakat. Pendidikan tentang hak asasi manusia juga membentuk pondasi bagi perubahan sosial yang lebih besar. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan, kita dapat membangun lingkungan yang kebih aman dan adil bagi semua individu. Film ini memberikan dorongan penting untuk memperluas pendidikan tentang hak asasi manusia di berbagai tinkatan, mulai dari sekolah hingga tingkat kebijakan publik, sehingga setiap orang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya  menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap individu dalam masyarakat yang demokratis dan beradab.

          Perlawanan terhadap ketidakadilan yang ditunjukkan dalam film ini mencakup berbagai aspek, mulai dari tuntutan keluarga untuk penyelidikan yang lebih mendalam hingga aksi langsung untuk memperjuangkan kebenaran. Setiap individu, terutama korban kekerasan, memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan setara di hadapan hukum. Penegakan hak asasi manusia tidak hanya menjadi tanggung jawab lembaga hukum, tetapi juga tuntutan moral bagi masyarakat untuk menjamin bahwa keadilan dijalankan dengan benar. Film ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita sebagai individu dapat berkontribusi dalam melawan ketidakadilan di sekitar kita. Ini bukan hanya tentang menuntut keadilan untuk kasus Vina, tetapi juga tentang memastikan bahwa kasus serupa tidak terulang di masa depan, dan bahwa sistem hukum dapat diperbaiki untuk lebih responsif terhadap kebutuhan dan keadilan setiap individu. Dengan demikian, film ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberi inspirasi untuk bertindak dan berjuang demi prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan universal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun