Ku lihat langkah kakinya begitu cepat
Inginku menghiraukan namun ia tetap terlihat
Hatiku mengatakan telah tertambat padanya
Namun diriku terlambat berada di hati dan jiwanya
Ku lihat sinar wajahnya yang indah
bagaikan arunika dengan cahaya yang cerah
Inginku merasakan detak jantungnya
Namun hanyalah angan mustahil tuk terlaksana
Pagi ini mentari menunjukkan diri dengan gembira
Menjadi saksi bisu atas cinta seorang remaja
Mengkhayal akan bermesraan saat senja
Namun itu hanyalah khayalan belaka
Ketika sore hari datang, cakrawala di penuhi lautan lembayung senja
Jingganya tak terlihat indah, sebab fakta membuatnya menyayat jiwa
Menyayat jiwa hingga palung hati paling dalam
Adakah sedikit harapan untukku di hatimu yang temaram?
Majalengka, 17 januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H