Sepanjang sejarah olimpiade, seks menjadi isu panas dan sudah menjadi rahasia umum. Â Para atlet pun tidak bisa menahan dirinya untuk bercerita apa yang terjadi di belakang layar setiap olimpiade. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Mulai dari beberapa pasang atlet yang menyewa rumah di luar perkampungan atlet, kemudian dilanjutkan dengan whirlpool party di tengah malam hingga merambat menjadi whirlpool orgy.Â
Seks pun merekah tidak hanya di dalam kamar atlet, tapi juga menyeruak di ruang terbuka di atas atap wisma atlet hingga ke bawah di balik semak di seputar perkampungan atlet.
Aktivitas seks menjadi sebuah pilihan, bahkan teman sejati sesungguhnya bagi para atlet untuk menghilangkan stres di bawah tekanan target kompetisi, meningkatkan mood bertanding dan juga membuat tidur menjadi nyenyak.
Kondisi kebugaran atlet olimpiade dengan energi 9.000 kalori per hari, menjadikan tubuhnya berada di posisi puncak dalam melakukan aktivitas seks.
Inilah beberapa upaya panitia untuk mencegah terjadinya aktivitas seks...
Sebanyak 160.000 kondom yang akan dibagikan kepada 11.000 atlet mengandung pesan penyadaran isu HIV/AIDS dan tidak untuk digunakan saat olimpiade, melainkan untuk dibawa pulang sebagai suvenir.
Panitia juga melarang atlet untuk melakukan kontak fisik yang tidak perlu seperti berpelukan dan bersalaman. Â Ini sebagai bagian dari protokol kesehatan, menjaga jarak. Â Â
Pihak penyelenggara hanya memberikan waktu 1-2 hari bagi atlet untuk berada di wisma atlet setelah kompetisi mereka usai. Â Setelah diberikan waktu untuk beristirahat dan berkemas-kemas, para atlet diharuskan segera pulang ke negerinya masing-masing.