Raymond Ramadhany
Dosen Pengampu: Saeful Mujab, S.Sos, M.I.Kom
Mahasiswa Jurusan TKD, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Abstract
Artikel ini menganalisis profil, visi, dan misi dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bersaing dalam pemilihan umum tahun 2024 di Indonesia, yang merupakan peristiwa politik yang penuh dengan tantangan dan dinamika, terutama karena peran media sosial, khususnya media sosial X, sebagai sarana utama kampanye politik.
Dengan munculnya media sosial X, telah muncul kesempatan baru untuk menyebarkan pesan kampanye dengan cepat dan luas, memberikan jangkauan yang luas, dan memungkinkan keterlibatan yang intensif dengan pemilih. Dalam esai ini, kami membahas bagaimana media sosial X menciptakan inklusivitas dan keterlibatan yang erat antara politisi dan pemilih sambil memungkinkan kampanye untuk dipersonalisasi. Ini memberikan profil, visi, dan misi dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Setiap pasangan memiliki fokus dan komitmen yang berbeda dalam hal ekonomi, lingkungan, pendidikan, dan reformasi politik.
Selain itu, strategi kampanye mempertimbangkan pentingnya pemilih muda, khususnya Generasi Z, untuk Pemilu 2024. Partisi politik dan kandidat harus mengubah taktik mereka untuk menarik perhatian dan dukungan pemilih muda.Dalam artikel ini, kita akan melihat berbagai masalah dan kesulitan yang ada dalam proses pemilihan 2024 di Indonesia. Kami juga akan mempertimbangkan peran penting yang dimainkan oleh platform media sosial X dalam membentuk opini publik dan memengaruhi hasil pemilihan.
Pendahuluan
Menghadapi Pemilu 2024 menunjukkan keterlibatan pemilih muda yang signifikan dan intensitas kampanye di media sosial. Media sosial telah menjadi alat penting bagi partai politik dan kandidat untuk berinteraksi dengan masyarakat di era modern. Kegiatan kampanye di media sosial X memengaruhi cara politik di Indonesia, terutama karena partai politik dan kandidat presiden lebih banyak menggunakan platform tersebut.
Media sosial sangat penting untuk kampanye politik, seperti yang ditunjukkan oleh jumlah cuitan dan konten yang diposting oleh partai politik X, termasuk PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Golkar, PKB, dan Nasdem. Selain mempromosikan kandidat presiden dan cawapres, partai politik aktif berbicara tentang masalah strategis seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Kalimantan. Hal ini menunjukkan perhatian mereka pada masalah yang dianggap penting bagi masyarakat.
Tiga pasangan kandidat capres-cawapres, Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud, masing-masing memiliki visi dan misi yang berbeda untuk masa depan Indonesia. Untuk menarik perhatian pemilih dan mendapatkan dukungan mereka, masing-masing partai menunjukkan program-program unggulannya, mulai dari pembangunan ekonomi, pendidikan, hingga keberlanjutan lingkungan. Deklarasi Kampanye Damai yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menandai pemilihan 2024. Tiga pasangan presiden-cawapres yang hadir memulai masa kampanye yang akan berlangsung selama beberapa bulan. Lima debat dirancang untuk masing-masing kandidat untuk menyampaikan visi, misi, dan rencana mereka.
Dengan lebih dari 68 juta milenial dan 46 juta Gen Z yang memiliki hak pilih, generasi muda, khususnya generasi milenial dan Gen Z, akan memainkan peran penting dalam Pemilu 2024. Akibatnya, strategi kampanye mulai berkonsentrasi pada pendekatan yang dapat menarik perhatian dan dukungan dari kelompok ini. Keterlibatan dalam kampanye dan komunikasi melalui media sosial sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari pemilih muda yang lebih terbiasa dengan dunia internet.