Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mutiara di Tengah Prahara (menyambut Hari Kemerdekaan RI)

15 Agustus 2014   14:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

lim, nanti tolong bagi bagikan potongan keju dan roti ini untuk rakyat” ujar Tuan Pieter Van Dalen.

baik, Meneer” jawab Salim pekerjanya.

Tuan Pieter Van Dalen adalah seorang pengusaha berkebangsaan Belanda yang tinggal di Desa Hilir Mudik. Beliau adalah ahli waris tunggal dari keluarga Van Dalen yang dikenal oleh masyarakat desa sebagai keluarga kaya dan terhormat. Disamping keluarga Van Dalen memperkerjakan hampir seluruh orang di desanya di perkebunan teh milik keluarga, keluarga Van Dalen juga banyak membantu orang miskin dalam hal biaya pengobatan dan makanan.

Salim dan keluarganya bahkan sejak kakek neneknya adalah orang desa yang telah bekerja untuk keluarga Van Dalen secara turun temurun. Salim terlahir dari keluarga desa yang soleh yang tidak pernah lupa untuk bersholat 5 kali sehari. Kakek Salim pernah berpesan kepada orang tua Salim untuk selalu menyertakan keluarga Van Dalen dalam setiap doa mereka agar Allah selalu menyertai keluarga Van Dalen. Pesan inipun juga disampaikan oleh orang tua Salim kepada Salim yang saat itu masih berusia 14 tahun. Ketika di usia 6 tahun, Salim bersama anak anak desa sebayanya mengikuti khitanan massal yang seluruh biaya dan pestanya ditanggung oleh keluarga Van Dalen. Saat itu Salim juga menerima hadiah uang dan seuntai tasbih dari keluarga Van Dalen.

Ada satu hal yang menarik yang sudah lebih dari seratus tahun dilakukan oleh keluarga Van Dalen ini, yaitu setiap pagi mereka menyiapkan ratusan potong keju dan roti untuk para karyawannya dan untuk rakyat desanya sampai semuanya kebagian jatah keju dan roti.

Begitupun setiap hari Minggu saat semua karyawan kebun tidak bekerja, setiap selesai kebaktian gereja keluarga Van Dalen menyambangi orang orang desa yang sedang sakit dan mereka yang sudah jompo untuk diberikan penghiburan. Kehidupan masyarakat Desa Hilir Mudik sangat tentram dan seakan tiada yang mengeluh mengenai sandang pangan. Bila mereka mengalami kesulitan, mereka boleh datang kepada keluarga Van Dalen dan merekapun akan menerima pertolongan apapun secara cuma cuma.

Pada masa itu desas desus mengenai kemerdekaan Indonesia sudah tersiar hingga ke pelosok desa. Semua rakyat bersiap siap menyambutnya untuk merasakan hidup bebas merdeka di negeri kelahiran nenek moyang bumi pertiwi tercinta.

apakah Meneer akan tetap tinggal di desa ini bila suatu saat negeri kami merdeka ?” tanya Salim kepada tuannya

saya lahir dan dibesarkan di desa ini, jadi sayapun akan mati di sini” jawab Tuan Pieter perlahan sambil menikmati secangkir tehhangat.

Sejak beberapa tahun lalu Tuan Pieter hidup menduda karena istrinya telah meninggal akibat kanker. Mereka juga tidak dikarunia anak.

Di suatu malam ketika Tuan Pieter baru akan memejamkan matanya, terdengar seseorang mengetuk pintu, waktu itu sekitar pukul 10:30 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun