Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersulang 2015

1 Januari 2015   14:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

daun daun kering itu masih berjatuhan
harum kayu bakar...
entah ingatanku yang buram
atau masa terlalu kelam
retak gading pun belum rapih tersulam

rangkaian peristiwa berserakan mengisi album
tertelan hujat menghujat
murka bencana
celoteh kotor neraka
merajah bingkai menebar busuk bangkai

raga menggigil bersandar pada musim dingin
menyingkap setiap lembar kenangan
tatkala terompet tahun baru menggesek bumi
elok senyum
bersulang menjemput pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun