Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kaki Gerindra Pada Dua Sisi Mata Uang

17 September 2016   22:59 Diperbarui: 17 September 2016   23:45 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau saya lihat hasil pooling Sandiaga untuk memenangi kursi DKI1 melawan Ahok sepertinya agak sulit. Di samping sifat dan gayanya masih seperti bocah culun, Sandiaga juga belum pernah berkecimpung langsung di dunia politik, menjadi anggota dewan apalagi sebagai Kepala Daerah.

Seandainya Gerindra mau mengusung CaGub yang benar benar bisa bikin Ahok kerepotan, kenapa tidak mengusung Yusril atau calon lain yang sudah memiliki banyak asam garam di politik dan pemerintahan ??

Gerindra tau bahwa kemungkinan Sandiaga menang lawan Ahok sangat kecil tapi ada faktor lain yang membuat Gerindra mengusungnya. Ini semua adalah masuk dalam rencana panjang Gerindra untuk bertarung di Pilpres 2019.

Pertama, CaGub yang diusung Gerindra bukanlah orang yang menguasai selak beluk pemerintahan agar mudah diatur oleh para Kampret. Tujuannya untuk mengacaukan jalannya pemerintahan Jokowi sehingga Jakarta tidak bisa dijadikan contoh oleh daerah lainnya. Kegagalan kegagalan akan dijadikan sebagai modal Gerindra untuk melawan Jokowi di Pemilu 2019.

Kedua, biaya Pemilu tidaklah sedikit apalagi mau menjadi Presiden. Gerindra perlu suntikan dana dari pengusaha banyak duit. "Elu tau gak' si Sandiaga punya kekayaan Rp.3,76 Trilyun ?".
Setelah diusung, Sandiaga bakal dijadikan seperti anak kecil yang punggungnya dielus elus agar merasa nyaman sehingga si anak mau kalau akhirnya disuruh cabutin uban si pengelus. Saya tidak yakin si Yusril atau Riza Ramli apalagi si Dhani punya duit sebanyak si Sandiaga.

Kalau Sandiaga kalah dan tidak jadi DKI1, tetapi minimal Gerindra sudah menanam jasa dalam diri Sandiaga sehingga sulit baginya untuk tidak mendukung Gerindra dengan harta kekayaannya pada pemilu 2019.

Kalau Sandiaga menang dan menjadi DKI1, maka hutang budinya akan semakin besar kepada Gerindra. Perlu diingat bahwa APBD DKI sangat besar Rp.67 Trilyun per tahun, yang kalau "ditilep" 1% saja maka jumlah hasil tilepnya Rp.670 Milyard per tahun. Apalagi kalau "ditilep" 10% nya (Rp.6,7 Trilyun per tahun).

Berarti semuagara gara duit, lantas kenapa bukan Hutomo Mandala Putra saja yang diusung melawan Ahok ?? dia juga punya duit banyak.
Sayang sekali, warga DKI dan orang se-Indonesia masih belum lupa siapa ayahnya Tommy, sepak terjangnya di dunia bisnis termasuk apa yang pernah diperbuat si Tommy terhadap seorang Hakim yang menangani kasusnya.
Lagipula Tommy tuh bukan type bocah kemayu yang selogannya Senyum Salam Ganteng. Jadi, mana bisa si Tommy ditimang timang untuk "dikadalin" oleh Gerindra. Bisa bisa malahanGerindra yang dikadalin.

Jadi strategy Gerindra ini lagi kadalin Sandiaga Uno neh ???
Entahlah apa sebutannya tapi yang pasti Gerindra sedang berdiri pada kedua sisimata uang. Kalau Sandiaga kalah Gerindra dapat untung. Kalau Sandiaga menang Gerindra akan tambah untung. 

Ngobrol mengenai politik memang tidak ada habisnya dan tak berujung.
Sekalipun Ahok kalah nanti tetap saja akan ada bahan politik lainnya yang nikmat untuk didiskusikan apalagi kalau Gubernur pengganti Ahok merubah banyak kebijakan Ahok. Situasi itu akan menjadi seru karena bakal banyak sidang di pengadilan, kecuali Presiden dan penegak hukumnya dari kelompok Kampret.

Selamat berakhir pekan.
Raymond Liauw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun