Mohon tunggu...
Raymond Liauw
Raymond Liauw Mohon Tunggu... -

Anak rantau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benalu Bangsa (Pengusaha Sukanto Tanoto)

5 September 2016   08:15 Diperbarui: 5 September 2016   08:28 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kakek saya datang ke Indonesia sewaktu beliau berusia 6 tahun dari Tiongkok / Cina daratan bersama ratusan pengungsi lainnya dengan perahu tongkang sekitar tahun 1800-an. Setelah dewasa beliau menikah dengan gadis Betawi berdarah campuran Pribumi Asli Indonesia, Belanda dan Cina.

Ketigabelas anaknya lahir dan besar di Indonesia, dan dua diantaranya adalah Tentara Republik yang tewas ketika melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

Mereka bangga sebagai bangsa Indonesia bukan hanya karena mereka lahir dan besar di Indonesia, tetapi juga bangga karena mereka bersama orang orang Pribumi Asli Indonesia dan keturunan lainnya melawan penjajah bangsa asing di tanah Indonesia.

Saya yakin bahwa kami adalah salah satu dari jutaan warga Indonesia Keturunan Cina yang bangga menjadi Bangsa Indonesia.

Sejarah menunjukan banyaknya keturunan Cina di Indonesia yang turut berjuang sampai titik darah penghabisan melawan penjajahan asing.
Sejarah juga menunjukan banyaknya WNI Keturunan Cina yang memiliki prestasi mengharumkan nama Indonesia.

Suatu bangsa akan menjadi sangat kokoh bila rakyatnya memiliki jiwa bangga akan kebangsaannya, tanpa terkecuali pribumi asli maupun keturunan, juga tanpa terkecuali agamanya.

Tidak ada seorangpun yang dapat memilih dan meminta dimana dia ingin dilahirkan termasuk anda yang memang tidak pernah meminta untuk dilahirkan di bumi Indonesia tetapi dalam kenyataannya anda adalah seseorang yang lahir dan besar (makan, minum, tidur, kencing dan berak) bahkan mengenyam pendidikan hingga anda sukses menjadi pengusaha, semuanya terjadi di bumi Indonesia.

Bila anda masih juga menganggap Indonesia hanya sebagai "Ayah Angkat" tetapi malah menganggap dan menghargai negara lain sebagai "Ayah Kandung", maka sesungguhnya bahwa anda Sangat Tidak Bermoral.

Anda bukan saja telah "mengecilkan" tanah kelahiran yang membesarkan dan menjadikan anda sukses tetapi terlebih dari itu, anda adalah Benalu Bangsa. Terutama anda Sukanto Tanoto (namapun masih nama Indonesia) yang telah mengemplang pajak penghasilan trilyunan rupiah yang semestinya dapat digunakan oleh negara Indonesia untuk mensejahterakan Bangsa Indonesia yang bangga akan kebangsaannya.

Andapun tidak layak untuk memperoleh hormat dari rakyat Indonesia !!!

RaymondLiauw

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun