Mohon tunggu...
Rayla Wijaya
Rayla Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

belajar menulis tentang manusia dan lingkungannya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dicari, Pemimpin Jakarta Peduli Warga (Beneran Ahlinya Jakarta)

26 Oktober 2010   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

images?q=tbn:ANd9GcT9x9VC4jrs4js2EfsS1bhU7nZbk3R7FVXLwq7cataNnagj7es&t=1&h=164&w=227&usg=__WxGEyoY8n-41CfCNgybKuYsUS4A=

Peristiwa macet akibat genangan air dan banjir semalam masih membekas di benak pengendara, termasuk saya. Kemacetan paling parah yang baru saya alami selama tinggal di Jakarta.

Sejak keluar mengantri kendaraan, hanya untuk keluar kompleks kantor di daerah Jakarta Pusat yang menghabiskan waktu hampir 1 jam. Hingga masuk ke jalan raya dan berupaya untuk masuk tol tomang menuju alam sutra adalah pergulatan fisik dan bathin yang cukup melelahkan.

Belum lagi melihat kerumunan orang-orang yang menanti kendaraan umum, bus atau metro mini yang berjubel di pinggir jalan. Berdiri berjam-jam menanti angkutan yang tak pasti datangnya tentu bukan hal yang menyenangkan.

Setelah mendapat kendaraan, tantangan lain siap mengancam. Bus atau metro mini mogok dan kemacetan yang berlangsung terlalu lama adalah bentuk penyiksaan lain. Padahal banyak penumpang yang berdiri kegerahan, hingga akhirnya mereka terpaksa turun dan berjalan kaki sambil berharap lalu lintas menjadi semakin lancar dan kendaraan umum lain akan lewat.

Saya yakin dalam benak setiap orang yang mengalami hal serupa, akanbertanya dalam hati, apa yang sebenarnya yang sudah dilakukan pejabat dan pemimpin Jakarta untuk mengatasi masalah kemacetan, banjir dan genangan air ini. Padahal masalah serupa sudah kerap terjadi dari waktu ke waktu. Nyatanya bukan perbaikan yag didapat, melainkan keadaanyang semakin parah. Parah banget.

Sebagai bagian dari warga Jakarta, sudah sepantasnya kita menuntut perbaikan dan pembenahan atas masalah ini. Warga ingin melihat bukti secara nyata perbaikan itu, sekarang, bukan lagi dalih-dalih, ngeles, atau perumpamaan bodoh yang kerap kali dilontarkan birokrat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun