Mohon tunggu...
Rayhan Tri Prasetyo
Rayhan Tri Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Teras Malioboro: Tradisi Bisnis di Jantung Yogyakarta

1 Desember 2023   08:28 Diperbarui: 1 Desember 2023   08:44 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Di balik deretan warna - warni yang terlihat dari pintu masuk teras Malioboro, terdapat para pedagang yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Mereka bukan hanya penjual, tetapi juga penerus tradisi dan pewaris nilai-nilai budaya. Banyak dari mereka yang meneruskan usaha keluarga, menjaga agar kerajinan dan cara berdagang yang turun-temurun tetap ada.

Banyak dari para pedagang yang meneruskan usaha keluarga mereka, sehingga bukan sekedar menjadi mata pencaharian, berdagang juga menjadi suatu bentuk tanggung jawab untuk melanjutkan warisan budaya. Dengan cara ini, mereka ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan dan keberagaman budaya yang telah berkembang di sekitar Malioboro.

Ibu Ina, seorang pedagang yang telah berjualan di Teras Malioboro selama lebih dari 10 tahun, mengatakan bahwa sebelum adanya Teras Malioboro, para pedagang kaki lima (PKL) selalu berjualan di Jalan Malioboro dan bahkan sampai menghalangi akses ke Pasar Beringharjo

Tidak hanya menjadi tempat perbelanjaan, teras Malioboro juga menjadi panggung bagi berbagai pertunjukan seni dan budaya. Setiap harinya, para pedagang berkolaborasi dalam menciptakan pengalaman berbelanja yang tidak hanya sekadar transaksi, tetapi juga perjalanan melalui warisan budaya Yogyakarta.

"Kami berusaha untuk mempertahankan tradisi bisnis ini agar tidak hilang, meskipun kita sedikit bertambah tahun ke tahun yang modern itu sudah cukup banyak, mas. Kami kadang-kadang kalah, tetapi ini adalah mata pencaharian, jadi setidaknya itu dijual. Teras Malioboro juga menguntungkan kita karena tertata rapih dan tidak perlu rebutan, mas. Hanya saja saingannya meningkata." Ujar Bapak Adriyono, seorang pedagang souvenir.

Di balik deretan warna-warni yang memikat pengunjung, Teras Malioboro tidak hanya menjadi tempat perbelanjaan, melainkan juga ruang di mana nilai-nilai budaya diteruskan dan keberagaman dijaga. Terdapat sebuah kisah inspiratif dari sebuah tempat yang tidak hanya menyajikan produk lokal, tetapi juga mengisahkan perjuangan dan dedikasi dari setiap pedagang untuk menuruskan nilai luhur dan tradisi yang telah di wariskan secara turun temurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun