Mohon tunggu...
Muhammad Raihan Dwi Syahputra
Muhammad Raihan Dwi Syahputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Nama saya Muhammad Raihan Dwi Syahputra. Biasa dipanggil Rey, Saya merupakan mahasiwa di UIN Syarif Hidayatullah. Saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Tinggi saya 170 cm dan berat badan saya 55 kg. Alamat domisili saya di kota Langsa, Aceh. Sekarang saya tinggal di Asrama Putra UIN Syarif Hidayatullah tepatnya di Jalan Asrama Putra,Pisangan, Ciputat Timur, banten, Tanggerang Selatan. Ayah saya bernama Firi Rawan dan ibu saya bernama Sri Wahyu Indayani. Saya memiliki beberapa hobi antara lain badminton,sepak bola,dan berenang. Saya merupakan alumni dari Madrasah Aliyah Swasta Ummmul Ayman Boording School. Selama di pondok saya sangat banyak menimba ilmu, seperti ilmu nahwu,sharaf,tauhid,tasauf,usul fiqh,bayan,mantiq,DLL. Kegemaran saya menjadi seorang santri itu sudah sangat lama tertanam di dalam benak dan hati saya, yaitu semenjak saya duduk di bangku SD. Alasan saya ingin menjadi santri karena saya senang bertemu dan berteman dengan orang dari berbagai daerah lainnya. Ketika saya menjadi santri, saya gemar menghafal mahfuzat, karena itu untuk meningkatkan potensi diri kita sendiri. Saya memiliki berbagai prestasi antara lain, Juara 1 Cerdas Cermat, Juara 1 Drama Bahasa Inggris dan mewakilkan sekolah di ajang OSN. Saya memiliki komunikasi yang baik dan senang belajar hal-hal baru terkait informasi perkembangan teknologi .CIta-cita saya adalah ingin sukses di dunia dan akhirat saya juga ingin menjadi orang yang berguna bagi khalayak ramai. Dan juga saya ingin membawa orang tua saya ke tanah suci mekkah dan madinah untuk melakukan ibadah haji atau umroh ketika saya sukses. Harapan saya adalah ingin meraih kesuksesan ketika orang tua saya masih mendampingi saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Perjuangan Habibie Menuntut Ilmu

19 September 2023   12:36 Diperbarui: 19 September 2023   12:39 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Habibi kecil merupakan seorang anak yang cerdas.karena kecerdasannya itu beliau mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri tepatnya di Aachen Jerman.ketika Habibi sampai di Jerman, beliau menemukan seseorang dan menjadikannya teman.temannya ini merupakan tokoh yang baik,dermawan,dan bijaksana.

Temannya ini sangat membantu Habibi untuk menemukan tempat tinggalnya.alangkah sayangnya ketika percobaan pertama menemukan tempat tinggal,Habibi dan temannya meminta untuk tinggal di sebuah rumah warga , kemudian Habibi mendapatkan perilaku yang tidak baik dari warga itu dengan langsung menutup pintu.

Kemudian ketika percobaan kedua untuk mencarinya tempat tinggalnya, Habibi mengetuk sebuah pintu rumah, ketika pintu dibukakan, Habibi melihat pemanas ruangan rumah itu rusak.setelah itu Habibi mencoba untuk memperbaikinya.alhamdulilah, dengan keahliannya memperbaiki pemanas ruangan itu. Habibi di izinkan untuk tinggal di rumah tersebut.

Setelah di izinkan tinggal di rumah tersebut, Habibi di tunjukkan ke kamarnya di lantai 2 oleh pemilik rumah .di kamar, Habibi membuka Alquran dan membacanya sambil mengingat perjuangannya hingga beliau tertidur.

Ketika pertama perkuliahan, Habibi di kenal sebagai Mahasiswa yang cerdas.tetapi ada sebuah momen dimana Habibi di permalukan oleh teman-temannya yang rasis.kemudian Habibi melawan mereka dengan cara menunjukkan kecerdasannya.mereka menantang Habibi untuk mengingat semua pesanan mereka dengan tidak menulisnya.kemudian Habibi memesan semua pesanan mereka tanpa sedikitpun kesalahan, dibuktikan dengan catatan seorang mahasiswi yang mencatat semua pesanan mereka.dari momen ini nama Habibi semakin di kenal sebagai mahasiswa yg cerdas.

Karena kecerdasannya Habibi mampu menyelesaikan sebuah tugas dari dosennya untuk menerbangkan miniatur pesawat. Setelah itu Habibi mengembangkan ilmunya dan menyelesaikan perkuliahannya di Jerman dengan menjadi mahasiswa yang sangat berprestasi.

Kemudian Habibi pulang ke tanah air Indonesia dan menikahi seorang gadis yang bernama Ainun,Mereka dikaruniai 2 orang anak bernama Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.kemudian beliau diangkat menjadi presiden ke-3 tanah air Indonesia.

Habibie tutup usia pada 11 September 2019 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta karena gagal jantung. Ia mengembuskan napas terakhir di usia 83 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun