Mohon tunggu...
Rayhan Putera
Rayhan Putera Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

memahami dokter spesialis ortopedi

3 Januari 2025   19:09 Diperbarui: 5 Januari 2025   23:54 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Memahami Peran Dokter Spesialis Ortopedi dalam Kesehatan Tulang dan Sendi Dokter spesialis ortopedi adalah profesional medis yang memiliki keahlian khusus dalam mendiagnosis, merawat, dan menangani berbagai kondisi yang berkaitan dengan sistem muskuloskeletal tubuh manusia, seperti tulang, sendi, ligamen, tendon, dan otot. Sistem ini sangat penting dalam mendukung gerakan tubuh dan memberikan kekuatan untuk aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, dokter ortopedi memegang peran yang sangat penting dalam membantu pasien mengatasi gangguan yang dapat memengaruhi mobilitas dan kualitas hidup mereka. Apa Itu Ortopedi? Ortopedi berasal dari kata orthos yang berarti lurus atau tegak dan paideia yang berarti pendidikan atau perawatan. Secara garis besar, ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penanganan kelainan atau cedera pada tulang dan jaringan lunak yang mendukung gerakan tubuh. Meskipun banyak orang mengaitkan ortopedi dengan pengobatan patah tulang, cabang kedokteran ini juga mencakup berbagai kondisi lain, seperti kelainan bawaan, arthritis, hingga cedera akibat olahraga. Gangguan yang Ditangani oleh Dokter Ortopedi Dokter spesialis ortopedi menangani beragam kondisi yang berhubungan dengan tulang dan sendi, antara lain: 1. Cedera Akibat Trauma Cedera yang terjadi karena kecelakaan atau aktivitas olahraga seringkali melibatkan patah tulang, dislokasi, atau robekan pada ligamen. Ortopedi berperan dalam menangani cedera-cedera ini, baik melalui perawatan non-bedah seperti pembalutan atau fisioterapi, maupun prosedur bedah. 2. Arthritis Arthritis adalah peradangan pada sendi yang dapat menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan terbatasnya gerakan. Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang paling sering ditemui, terutama pada lansia, sedangkan rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang dapat merusak sendi.3. Kelainan Kongenital Beberapa kondisi ortopedi sudah ada sejak lahir, seperti kelainan pada struktur tulang belakang (misalnya skoliosis) atau displasia pinggul. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.4. Penyakit Tulang Penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah, membutuhkan perawatan ortopedi untuk mengurangi risiko cedera dan mengelola gejalanya. 5. Cedera Olahraga Olahraga meningkatkan kemungkinan cedera pada otot, tendon, ligamen, dan tulang. Dokter ortopedi yang khusus menangani cedera olahraga memiliki keahlian dalam menangani masalah seperti robekan ligamen (misalnya ACL), cedera meniskus, atau tendinitis. 6. Gangguan Saraf Perifer Beberapa masalah ortopedi juga melibatkan saraf, seperti sindrom terowongan karpal atau hernia diskus yang dapat menekan saraf dan menyebabkan rasa sakit, kelemahan, atau mati rasaProses yang Dilakukan oleh Dokter Spesialis Ortopedi Dokter ortopedi melakukan beberapa tahapan dalam mendiagnosis dan merawat pasien, antara lain: 1. Evaluasi Medis Dokter ortopedi akan melakukan wawancara medis untuk menggali informasi terkait gejala, riwayat kesehatan, dan gaya hidup pasien. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab atau faktor risiko dari kondisi yang dialami. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai gerakan sendi, kekuatan otot, dan mengevaluasi tanda-tanda cedera atau kelainan pada sistem muskuloskeletal tubuh. 3. Pemeriksaan Penunjang Untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat, dokter ortopedi akan menggunakan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, CT scan, MRI, atau tes darah guna mendeteksi adanya peradangan atau infeksi. 4. Perawatan Konservatif Banyak kondisi ortopedi yang dapat diatasi dengan pengobatan konservatif, seperti pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), fisioterapi, penggunaan alat penyangga (brace), atau injeksi steroid untuk meredakan rasa sakit dan peradangan. 5. Prosedur Bedah Jika pengobatan konservatif tidak efektif atau kondisi memerlukan koreksi struktural, dokter ortopedi mungkin akan melakukan tindakan bedah, mulai dari prosedur minimal seperti arthroskopi hingga tindakan besar seperti penggantian sendi (misalnya penggantian sendi pinggul atau lutut). 6. Rehabilitasi Pasca bedah atau pengobatan konservatif, pasien sering memerlukan rehabilitasi untukmemulihkan kekuatan, fleksibilitas, dan fungsi tubuh mereka. Fisioterapi merupakan bagian penting dari proses pemulihan ini. Kapan Perlu Berkonsultasi dengan Dokter Ortopedi? Segera berkonsultasilah dengan dokter ortopedi jika Anda mengalami: Rasa sakit pada sendi atau otot yang tidak kunjung hilang atau semakin memburuk. Kesulitan bergerak atau terbatasnya rentang gerak pada sendi. Cedera seperti patah tulang, dislokasi, atau robekan ligamen. Pembengkakan atau kemerahan pada sendi. Gejala gangguan saraf seperti mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot. Masalah postur tubuh atau kelainan bentuk tubuh, seperti skoliosis atau kifosis. Kesimpulan Dokter spesialis ortopedi memainkan peran penting dalam menangani gangguan yang berkaitan dengan sistem muskuloskeletal, mulai dari cedera akibat kecelakaan, penyakit kronis seperti arthritis, hingga kelainan bawaan. Dengan diagnosis yang tepat, perawatan konservatif, dan tindakan bedah jika diperlukan, dokter ortopedi membantu pasien memulihkan kesehatan tulang dan sendi mereka, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Jika Anda mengalami masalah terkait tulang, sendi, atau otot, konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi untuk mendapatkan perawatan yang sesuai

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun