Mohon tunggu...
Muhammad Rayhan Pratama
Muhammad Rayhan Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Rayhan Pratama 111211230, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Manajemen. Nama dosen Prof. Apollo Daito

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Adolf Hitler

10 November 2024   19:19 Diperbarui: 10 November 2024   19:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri, Prof. Apollo Daito
Dokpri, Prof. Apollo Daito

Dokpri, Prof. Apollo Daito
Dokpri, Prof. Apollo Daito

Ideologi dan Dasar Kepemimpinan Hitler

Pada bagian awal dokumen, dibahas bahwa Partai Nazi (Partai Pekerja Nasional Sosialis Jerman) yang dipimpin oleh Adolf Hitler adalah kekuatan politik sayap kanan yang dominan di Jerman dari tahun 1920 hingga 1945. Partai ini dibangun di atas ideologi supremasi ras Arya, yang dianggap sebagai ras paling unggul dan berhak menguasai dunia. Ide ini menjadi landasan utama berbagai kebijakan diskriminatif Nazi, termasuk pembersihan etnis dan tindakan genosida.

Supremasi ras Arya dipandang sebagai elemen vital untuk menjaga keutuhan dan kejayaan bangsa Jerman. Ide ini muncul dari gagasan bahwa keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kemurnian genetiknya. Dalam buku Mein Kampf, Hitler menguraikan pentingnya menjaga kemurnian rasial dan perlunya ekspansi untuk mencapai Lebensraum atau "Living Space" demi menopang populasi Arya yang terus berkembang. Dengan demikian, Jerman harus memperluas wilayahnya untuk memastikan kelangsungan hidup dan keunggulan rasialnya.

Ideologi ini diimplementasikan dengan cara yang agresif. Pemerintah Nazi mempromosikan kebijakan pemurnian ras melalui berbagai cara, termasuk propaganda besar-besaran, peraturan ketat, dan tindakan militer. Propaganda digunakan untuk menyebarkan narasi tentang keunggulan ras Arya dan menanamkan kebencian terhadap kelompok lain, terutama Yahudi, yang dianggap sebagai ancaman bagi kemurnian ras.

Dokpri, Prof. Apollo Daito
Dokpri, Prof. Apollo Daito

Kepemimpinan Totalitarian Adolf Hitler

Adolf Hitler, yang memimpin Jerman dari 1933 hingga 1945, dikenal sebagai tokoh yang menerapkan kepemimpinan totalitarian. Kepemimpinannya mencerminkan karakteristik totalitarianisme yang ketat, di mana kekuasaan terkonsentrasi pada satu individu dan segala aspek kehidupan masyarakat diawasi ketat oleh negara. Berikut adalah ciri-ciri utama dari gaya kepemimpinan totalitarian yang diterapkan Hitler:

  1. Sensor terhadap Ide dan Literatur yang Berseberangan: Pemerintahan Hitler sangat ketat dalam mengontrol informasi. Buku, film, dan bentuk media lain yang dianggap bertentangan dengan ideologi Nazi disensor dan sering kali dihancurkan. Sensor ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat hanya mengakses informasi yang sesuai dengan pandangan dan nilai-nilai yang diinginkan oleh rezim.

  2. Propaganda melalui Media Cetak dan Elektronik: Hitler dan Partai Nazi menggunakan media secara ekstensif sebagai alat propaganda. Media cetak, radio, dan bahkan film digunakan untuk menyebarkan ideologi Nazi, menanamkan rasa kebanggaan nasionalis, dan menyampaikan pesan-pesan yang mendukung kepemimpinan Hitler. Propaganda ini dirancang untuk membentuk opini publik dan memperkuat kontrol negara atas rakyat.

  3. One Leader atau Pemimpin Tunggal dengan Karakteristik Diktator Karismatik: Hitler menampilkan dirinya sebagai pemimpin tunggal dan kharismatik yang layak disembah. Dengan gelar "Fhrer" (pemimpin), ia berusaha memusatkan seluruh kekuasaan pada dirinya sendiri, dan masyarakat diarahkan untuk tunduk sepenuhnya pada keputusan serta kebijakan yang ia tetapkan.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun