Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman agama, suku, dan budaya, menjadikan persatuan dan kesatuan sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila, sebagai ideologi negara yang digunakan di Indonesia, memiliki peran penting dalam mewujudkan persatuan umat beragama di Indonesia. Pancasila menganut prinsip-prinsip yang universal, yang dapat dipahami dan diterima oleh berbagai agama dan kepercayaan di Indonesia.Â
Pancasila memiliki prinsip-prinsip yang mampu menyeimbangkan dan mempertahankan harmoni antara umat beragama di Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut antara lain Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Hendardi, 2022)
Konsekuensi dari keberagaman ini adalah timbulnya isu-isu sensetif yang berkaitan dengan SARA, tentu hal ini akan menjadi ancaman yang serius bagi negara dan bangsa Indonesia, kalau terus menerus dibiarkan tanpa ada jalan keluar yang ditawarkan oleh negara yang berkewajiban melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (Daria, et al.). Dengan mempertahankan dan melaksanakan prinsip dasar Pancasila keberadaan 6 agama yang diakui di Indonesia bukan menjadi masalah antar umat beragama lagi.Â
Akan tetapi masih ada saja oknum-oknum yang tidak mengerti mengenai hal tersebut. Dengan adanya Pancasila sebagai dasar negara seharusnya kejadian-kejadian yang bertentangan dengan toleransi antar umat beragama di Indonesia tidak kita jumpai lagi. Namun pada kenyataannya, ragam konflik antar umat beragama masih menjadi varian konflik sosial yang sering dijumpai di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Pernyataan demikian tidaklah berlebihan.Â
Sejarah mencatat pernah terjadi ragam konflik antar umat beragama di berbagai daerah di Indonesia, antara lain konflik antar umat beragama yang terjadi di Poso tahun 1992. Kemudian konflik seagama (Islam), yakni antara Sunni dan Syiah yang terjadi di Jawa Timur pada tahun 2006, dan masih terdapat beragam kasus konflik antar umat beragama lainnya yang terjadi di pelbagai daerah lainnya (Yenuri et al., 2021: 142). Salah satu faktor dominan yang sering diasumsikan sebagai pemicu konflik sosial politik di tengah masyarakat, yakni faktor kepentingan pragmatis individu maupun kelompok yang dibungkus dengan pelbagai doktrin ajaran agama.Â
Terlepas benar apa tidak, pada ranah realitas empiriknya, tidak sedikit ditemukan konflik sosial-politik yang terlihat berlindung di balik bendera kesakralan agama. Oleh karena itu, diperlukan kajian mendalam mengenai konsep Pancasila dalam perspektif Islam, dan kontribusinya dalam mewujudkan persatuan umat beragama di Indonesia, guna menemukan solusi atas masalah-masalah tersebut. (Amirullah et al. 2022, )
Dalam perspektif Islam, terdapat nilai-nilai universal yang sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, seperti keterbukaan, kesetaraan, keadilan, dan persatuan. Dalam pemahaman Islam, persatuan umat beragama sangat ditekankan, seperti dalam ayat Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13 yang menyatakan "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
 Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." Oleh karena itu, Pancasila yang memiliki prinsip-prinsip universal dapat diaplikasikan dalam kehidupan beragama dan bernegara yang dijalani oleh masyarakat Indonesia.
Dalam kaitannya dengan mewujudkan persatuan umat beragama di Indonesia, Pancasila memiliki peran yang sangat penting. Konsep negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam bingkai Pancasila menjadi payung bagi keberagaman agama di Indonesia. Pancasila sebagai landasan negara harus dipahami dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk pemimpin agama, para tokoh masyarakat, dan para pelaku politik. Hal ini akan membantu mengatasi berbagai konflik yang terjadi antar umat beragama di Indonesia.
Dalam perspektif Islam, nilai-nilai Pancasila yang ditekankan pada persatuan, keadilan, dan ketuhanan yang maha esa sesuai dengan ajaran Islam yang menghargai perbedaan dan menegaskan pentingnya keadilan dan persatuan dalam berbagai aspek kehidupan.Â
Oleh karena itu, bulan Ramadhan yang saat ini sedang kita jalani dapat menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia" mencerminkan ide ukhuwah insaniyah (persaudaraan manusia) 14 dan ukhuwah Islamiyah bagi sesama umat Islam. Persatuan akan terwujud apabila telah terjadi sikap toleransi, yang tinggi serta menghargai and menghormati antar sesama, selain itu, dalam persatuan harus ditarik sifat persamaannya, bukan perbedaan yang hanya akan menimbulkan perselisihan dan pertentangan (Khotimah, 2020)