Mohon tunggu...
Rayhan Isnaini
Rayhan Isnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Angkatan 2023

Menulis hal-hal yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tafsir Ruh al-Bayan: Tafsir Muqaran Bercorak Sufistik yang Jarang Dibahas

18 Juni 2024   21:10 Diperbarui: 18 Juni 2024   21:17 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam memahami kandungan al-Quran, seseorang tidak diperbolehkan mengartikan dengan pemikiran dirinya sendiri, yang rentan disertai hawa nafsu dan mengesampingkan pesan Ilahi yang sebenarnya. Adanya tafsir al-Quran adalah sebuah cara untuk memudahkan orang awam dalam memahami pesan yang Allah sampaikan. Tentunya, hanya orang-orang yang telah dianggap mampu secara keilmuan yang bisa menafsirkan al-Quran, bukan sembarang orang. 

Jika ditelusuri lebih dalam, tafsir al-Quran ternyata sangat beragam. Metodologi yang digunakan dalam kitab-kitab tafsir banyak macamnya. Ada yang ditinjau dari segi sumber penafsiran, segi penjelasan, serta segi sasaran dan susunan ayat. Tafsir Ruh al-Bayan karya Ismail Haqqi merupakan salah satu kitab tafsir yang berfokus pada perspektif sufistik. Tafsir sufistik lahir atas keyakinan kaum sufi bahwa al-Quran tidak hanya bernuansa zahir, tetapi juga menyimpan makna batin yang tampak pada setiap ayat-ayatnya. Kitab Ruh al-Bayan termasuk golongan kitab Tafsir Sufi al-Ishari, yang didasarkan atas pengalaman pribadi seorang sufi, dengan syarat harus terdapat dalil syar'i yang menguatkan, tidak bertentangan dengan syariat, serta tidak menafikan makna zahir teks.

Secara historis, tafsir Ruh al-Bayan dapat tersusun dan selesai, semata-mata niat pengarang yang ingin berinvestasi akhirat dengan menulis sebuah karya, dengan harapan dapat bermanfaat kepada masyarakat. Selain itu, motivasi terbesar Ismail Haqqi, yang menghabiskan waktu 23 tahun untuk merampungkan penulisan kitab tafsir Ruh al-Bayan ini, adalah pesan atau amanat baginda Nabi SAW. melalui mimpinya, yang memerintahkan untuk menulis tafsir al-Quran supaya dapat berkontribusi dalam menyebarkan manfaat kepada umat. Tafsir ini ditulis dalam bahasa Turki karena mengingat pengarangnya adalah orang Turki, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Dr. Abdul Hamid bir Yasik, seorang dosen yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Internasional Islamabad, Pakistan. 

Bagi mayoritas masyarakat Indonesia, tafsir Ruh al-Bayan sepertinya asing didengar di telinga. Berdasarkan observasi di berbagai Pesantren di Indonesia, kitab tafsir yang umum dikaji di kalangan santri adalah Kitab Tafsir al-Jalalain. Di samping itu, kitab tafsir Ibnu Katsir juga banyak dikutip oleh kalangan akademisi dalam penelitiannya. Padahal jika dilihat dari metodologi dan kelengkapan penafsiran, kitab tafsir Ruh al-Bayan sama komplitnya dengan kitab tafsir Ibnu Katsir. Dalam penulisannya, Ismail Haqqi cenderung menukil pendapat para mufassir sebelumnya di samping pendapatnya sendiri. Sehingga tafsir ini termasuk kitab tafsir yang menggunakan metode muqaran atau komparatif. Tak hanya menggunakan metode muqaran, jika diteliti lebih detail, tafsir ini juga menggunakan metode tahlili, yang sistematikanya mengikuti mushaf Utsmani, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. Selain itu, dalam menafsirkan ayat al-Quran, mufassir memberikan penjelasan pada setiap mufradat di setiap ayat, dengan menekankan aspek bahasa atau lughawiyah, tanpa berbelit-belit yang menyebabkan hilangnya tujuan utama dalam menafsirkan ayatnya. Ismail Haqqi juga tidak segan membantah dan mengkritik aliran yang melenceng dari kebenaran seperti golongan Syiah.

Review para ulama terhadap kitab tafsir Ruh al-Bayan dinilai baik. Muhammad 'Ali Iyazi memuji kitab tafsir ini dengan mengatakan bahwa tafsir Ruh al-Bayan merupakan tafsir yang banyak mengandung manfaat. Narasi dan diksi yang digunakannya tersusun indah dan banyak mengungkap dimensi tasawuf tanpa mengesampingkan makna ayat lahiriyah. Di dalamnya banyak mengutip syair para ahli yang berbahasa Turki dan Persia disertai sumber rujukannya. Bahkan, Muhammad 'Ali ash-Shabuni, pengarang kitab Tafsir Sofwatu Tafasir, telah menyelesaikan karyanya yang berjudul Tanwir al-Adhhan min Tafsir Ruh al-Bayan dalam 3 jilid, yang kemudian diterbitkan oleh Dar al-Shabuni di Kairo, Mesir, pada tahun 1408 Hijriah, yang di mana isi dari kajiannya merupakan hasil riset yang mendalam dan khusus tentang Tafsir Ruh al-Bayan. 

Tafsir Ruh al-Bayan merupakan salah satu kitab tafsir yang dinilai istimewa dan komprehensif. Ciri khas dari tafsir ini ada pada aspek balaghah, i'rab dan sufi isharinya. Kitab ini tergolong selektif dalam mencantumkan riwayat yang bersumber dari Israiliyat. Adapun kelemahan pada tafsir Ruh al-Bayan, terdapat pada keluasan penjelasan yang dinilai terlalu panjang sehingga terkesan membosankan. Selain itu, banyaknya kutipan syair yang berbahasa Turki dan Persia, menyulitkan pembaca dalam menerjemahkan dan memahaminya. 

Di tengah kontroversi para ulama tentang keabsahan tafsir sufi yang dipandang pemaknaannya jauh dari makna zahirnya, Ismail Haqqi, dengan ketelitian dan kecerdasannya, berhasil mengupas secara mendalam dan jelas dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran. Sebagai contoh, dalam menafsirkan surat al-An'am ayat 20 dengan penafsiran ishari, Ismail Haqqi senantiasa memegang teguh syariat dan tidak bertentangan dengan makna lahiriyah ayat. Beliau berprinsip bahwa selama makna isyarat yang disampaikan tidak bertentangan dari makna lahiriyah ayat, dan tidak menyeleweng dari riwayat yang shohih, maka tafsir ishari merupakan sesuatu yang baik dan buah dari ma'rifat. 

Sebagai penutup, tafsir Ruh al-Bayan merupakan satu-satunya karya Ismail Haqqi yang telah disusun dan diterbitkan dengan beberapa kali cetakan. Karya-karya beliau yang lain masih berbentuk manuskrip dan belum dihimpun dan disusun menjadi sebuah kitab. Kitab yang terdiri dari 10 jilid ini, merupakan sebuah karya yang luar biasa isi dan manfaatnya. Jika salah satu dari pembaca ingin mendalami al-Quran disertai dengan tasawuf, maka tafsir Ruh al-Bayan merupakan pilihan yang tepat untuk bahan kajian dan penelitian. Penjelasannya yang komprehensif menjadi alasan yang menarik untuk mempelajarinya. Di samping itu, tentunya peran guru lebih penting dan utama, apalagi jika yang dipelajari adalah ayat-ayat al-Quran yang mempunyai nilai keagungan, serta banyaknya syair berbahasa Turki dan Persia yang sulit untuk dipahami orang awam.

Sumber rujukan:

Abdillah, Ihsan. Baihaqi, Mochammad Rizky. 2024. Ragam Corak Tafsir: Tafsir Sufi. Jurnal Ilmu al-Quran dan Tafsir. 

Kusroni, Kusroni. 2018. Tafsir Ruh al-Bayan Karya Ismail Haqqi dan Pandangannya Tentang Tafsir dengan Pendekatan Sufi-Ishari. Jurnal Putih. Surabaya: Sekolah Tinggi Agama Islam al-Fithrah.

Muttaqin, Muhamad Zaenal. 2015. Validitas Tafsir Sufistik: Kajian atas Tafsir Ruh al-Bayan Karya Ismail Haqqi. Tangerang Selatan: Cinta Buku Media. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun