Naskah kuno atau dalam bahasa Inggris disebut manuscript dan dalam bahasa Belanda disebut handscript. Manuskrip adalah tulisan tangan asli yang berumur minimal 50 tahun dan punya arti penting bagi peradaban, sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Di Indonesia ada tiga jenis, yaitu 1. Manuskrip Islam, yaitu manuskrip berbahasa dan tulisan Arab, 2. Manuskrip Jawi yakni, naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi berbahasa Melayu, agar sesuai dengan aksen Melayu diberi beberapa tambahan vonim, dan 3. Manuskrip Pegon yakni, naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi menggunakan bahasa daerah seperti, bahasa Jawa, Sunda, Bugis, Buton, Banjar, Aceh dan lainnya.
Sebagai peninggalan masa lampau, naskah kuno mampu memberi informasi mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat masa lampau seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pengobatan tradisional, tabir gempa atau gejala alam, fisikologi manusia, dan sebagainya. Informasi awal terkait dengan hal ini dapat ditemukan dalam kandungan naskah untuk dipelajari oleh semua orang. Naskah-naskah itu penting, baik secara akademis maupun sosial budaya. Naskah tersebut merupakan identitas, kebanggaan dan warisan budaya yang berharga. Secara sosial budaya, naskah memuat nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan sekarang, sehingga menjadi sebuah tanggung jawab telah berada di pundak kita untuk mengungkap ‘mutiara’ yang terkandung di dalamnya. Naskah kuno, di samping sebagai dokumentasi budaya juga bisa dijadikan objek pengajaran untuk mengambil nilai-nilai dan kandungan di dalamnya.
Penulisan manuskrip bisa menggunakan beberapa media tulis seperti batang bambu, kulit kayu, daun lontar, dan kertas daluang. Salah satu manuskrip yaitu manuskrip yang berjudul “surat dari Muhammad Yunus ibn Haji Daud di Mekkah untuk Kemas Haji Umar di Palembang”. Surat ini ditulis pada 27 sya’ban 1337 di Kota Mekkah. Tulisan dalam manuskrip ini menggunakan Script jawi dan Arab, berbahasa arab dan juga melayu. Manuskrip ini berjumlah 2 halaman (akan tetapi yang akan di bahas hanya halaman pertama saja dikarenakan pada halaman ke dua manuskrip ini sudah tidak tampak lagi tulisannya), penulis nya bernama Muhammad Yunus Ibn Haji Daud.
Bisa dilihat dalam gambar yang merupakan salah satu halaman dari manuskrip yang di tulis langsung oleh Muhammad Yunus Ibn Haji Daud kepada Kemas Haji Umar.
Jika di ulas kembali tulisan dalam manuskrip ini, manuskrip ini bertuliskan :
Dari tanah mekkah ke tanah Jawi (jawi disini bermaksud di tanah melayu):
Tertulis pada tanggal 27 sya’ban 1337
Bismillahirahmanirahim..
الحمدالله الرب العالمين وصلاة والسلام على أشرف المرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين وبعد حناب المكرم المخترم العزيز.
Paduka ayahanda Haji Kemas Umar yang beralamat di dalam negri Palembang kampung ilir jalan kapuran muka. Ananda khabarkan pada ayahanda waktu menulis ini dalam keadaan sehat wal’afiyat dengan lantaran berkata doa paduka ayahanda juga begitu, juga ananda mendoakan ayahanda tidak lupa dimana-mana tempat yang makbul حصوصا عند بيت الحرام , وزمزم, والمقام إبرهيم