Mohon tunggu...
Rayhan
Rayhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN UGM

Mahasiswa KKN

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN UGM 2024 Melakukan Kaderisasi Pemuda dan Warga untuk Mendukung Pelestarian Sumbu Filosofis dan Menyukseskan Program Kampung Menari DIY

23 Mei 2024   21:02 Diperbarui: 23 Mei 2024   21:12 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Penulis - Foto tim KKN UGM dan Ketua Sanggar Tari "Gendhis Luwes" dari kiri ke kanan: Roy Ardi, Althof Rayhan, Ibu Watiek, Rayhandika

Yogyakarta, 23 Mei 2024 - Sebuah program inovatif yang bertujuan untuk mengembangkan tempat wisata yang berkelanjutan sambil memperkokoh warisan budaya Yogyakarta dilaksanakan oleh Althof Rayhan, selaku Program Leader dan juga dibantu oleh teman-teman di KKN UGM 2024 yang bertugas dibawah pengawasan Dosen Pembimbing, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU. Program kerja ini dilaksanakan di Kelurahan Panembahan, Kraton, Yogyakarta, dan dikenal sebagai Kaderisasi Program Warga Kampung Menari Panembahan yang digagas oleh tim sebagai langkah konkret untuk memperkuat komunitas lokal sambil mendukung upaya provinsi dalam memajukan sektor pariwisata.

Fokus utama dari program ini adalah meningkatkan  kualitas hidup masyarakat setempat, dan memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung upaya pemerintah provinsi untuk memajukan Program Kampung Menari yang dilaksanakan se-provinsi di DIY yang akan meningkatkan sektor pariwisata berkelanjutan. 

Untuk menyukseskan program tingkat provinsi ini, Mahasiswa KKN UGM memberikan pelajaran bahasa Inggris dasar kepada masyarakat dari segala usia. Bahasa Inggris dipandang sebagai alat komunikasi global yang penting dalam memperluas peluang ekonomi dan pariwisata.

Kegiatan Pengajaran Bahasa Inggris dengan Anak-Anak di Kelurahan Panembahan/dokpri
Kegiatan Pengajaran Bahasa Inggris dengan Anak-Anak di Kelurahan Panembahan/dokpri

Namun, program ini tidak hanya tentang memperoleh keterampilan baru, tetapi juga tentang melestarikan warisan budaya yang kaya akan filosofi dan tradisi lokal, yaitu belajar bahasa jawa halus atau Bahasa Jawa Kromo kepada anak-anak di Kelurahan Panembahan agar terus dilestarikan dan dipraktikkan dalam keseharian."Kaderisasi Program Warga Kampung Menari Panembahan bukan hanya sekadar tentang mengajarkan bahasa Inggris, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya kami," ungkap Althof Rayhan, selaku Program Leader KKN UGM 2024 yang bertugas dalam Program ini.

Kader SIAP-CA yang dibentuk dan bekerja sama dengan Tim KKN-UGM/dokpri
Kader SIAP-CA yang dibentuk dan bekerja sama dengan Tim KKN-UGM/dokpri

Melalui pendekatan yang menyeluruh, program ini juga bertujuan untuk membentuk Kader penerus yang akan melanjutkan proses pengajaran Bahasa Inggris, Bahasa Jawa Kromo, dan pelestarian Sumbu Filosofis Yogyakarta. Kader ini diberi nama Smart Intelligence Active Performer - Culture Activation (SIAP-CA), yang akan menjadi duta aktif dalam mempromosikan dan menjaga kekayaan budaya lokal. Kader ini dibentuk dari sinergi Tim KKN UGM dengan warga, stakeholder terkait seperti PIC Program Kampung Menari Kemantren Kraton, Pejabat RT/RW Setempat, dan Ketua dari Sanggar Tari terkait. Diharapkan bahwa melalui upaya ini, masyarakat setempat akan menjadi lebih terampil dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa Kromo serta lebih memiliki rasa tanggung jawab dalam memelihara dan mempromosikan keunikan budaya mereka sendiri.

Tim KKN UGM Bersama dengan Ketua Sanggar Tari
Tim KKN UGM Bersama dengan Ketua Sanggar Tari "Gendhis Luwes" dan Anak-Anak RW 18 Kampung Mangunnegaran/dokpri

Ibu Watiek, sebagai Ketua Sanggar Tari Gendhis Luwes RW18 Kampung Mangunnegaran menyampaikan apresiasinya terhadap program ini, “Saya sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Tim KKN UGM 2024 dalam memadukan pembelajaran bahasa Inggris dengan melestarikan budaya lokal. 

Saya berharap program ini tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan berbahasa asing, tetapi juga menjadi wadah untuk menjaga kelestarian budaya yang kita miliki. Dengan demikian, kita dapat memperluas kapabilitas berbahasa asing sambil tetap memegang teguh akar budaya kita yang kaya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun