Jakarta - Empat mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) melakukan pemberdayaan ekonomi terhadap pedagang es di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Program ini bertujuan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dhuafa melalui pemberian modal usaha dan pendampingan.
Siti Rohani (50), seorang pedagang es sachet yang diseduh dalam plastik atau yang biasa dikenal sebagai "es cekek" yang menjadi target pemberdayaan, merupakan single parent dengan tiga orang anak yang masih bersekolah. Kondisi ekonomi keluarga ini tergolong sulit karena hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan es dan pekerjaan serabutan lainnya, ditambah mereka masih tinggal di gubuk yang tanahnya itu merupakan milik orang lain.
"Kami melihat potensi pengembangan usaha Ibu Siti Rohani, karena itu kami memberikan bantuan modal usaha dan sembako untuk menunjang kehidupan sehari-hari," ujar Sri Komala Sari, salah satu mahasiswi yang terlibat dalam program tersebut.
Dana bantuan yang disalurkan merupakan hasil penggalangan donasi melalui media sosial. Para mahasiswa berkolaborasi dengan dosen dalam memberikan pelatihan kemandirian ekonomi sekaligus pendampingan usaha.
"Program pemberdayaan ini merupakan wujud nyata peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam memberikan manfaat bagi masyarakat," tambah Rayhand Melviano Izaak, anggota tim lainnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 mencapai 25,90 juta orang. Meski mengalami penurunan, angka ini masih memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
Program pemberdayaan ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi upaya pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan ekonomi mikro. Keberhasilan program tidak hanya bergantung pada pemberi bantuan, tetapi juga partisipasi aktif dari penerima manfaat untuk mengembangkan usahanya.
"Kami berharap bantuan ini bisa menjadi titik awal bagi Ibu Siti Rohani untuk meningkatkan skala usahanya dan memperbaiki kesejahteraan keluarganya," tutup Zulfikar Tegar Salim, ketua pelaksana tim pemberdayaan ini.