Mohon tunggu...
Rayhan Akbar Gifarly
Rayhan Akbar Gifarly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Mahasiswa Komunikasi AntarBudaya, Dosen Pengampu Dr. Nani Nurani Muksin, M.Si., Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP UMJ.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film Tarung Sarung dalam Perspektif Komunikasi AntarBudaya

11 Januari 2024   21:45 Diperbarui: 18 Januari 2024   22:49 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia sebuah negara yang cukup besar dengan beraneka ragam budaya ada di negara tersebut, serta berbagai macam cara berkomunikasi antarbudaya seperti contohnya orang sumatera yang logat berbicaranya lebih tegas seakan menggelegar, dan juga suku jawa yang lebih dominan berkomunikasinya lebih ke arah lembut serta halus. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya komunikasi sebagai alat kita untuk bersoalisasi setiap dengan para saudara maupun sahabat. Karna sejatinya manusia Allah SWT sebagai makhluk sosial dan manusia selalu terlibat dalam hubungan sosial maupun budaya. Dimuka bumi yang paling sempurna dan memiliki potensi sangat komplit adalah manusia, dimana potensi tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain yakni potensi komunikasi (berbicara). 

Film bertemakan "Tarung Sarung" tersebut terinspirasi dari suatu budaya tradisional di daerah Sumatera Barat. yaitu dari suku Bugis, film Tarung Sarung mengajarkan kita untuk mengenal lebih apa itu budaya tarung sarung serta konflik komunikasi antarbudaya yang dikemas didalam film tersebut itu seperti apa, yang dimana karakter utama difilm ini yaitu Deni Ruso lebih cenderung seperti anak gaul pada zaman sekarang, kenapa saya bisa menyimpulkan sang pemeran utama sedemikian rupa di film tersebut?. Contohnya sering membuat onar, bertingkah seenaknya serta masih "haus akan eksistensi" dari khalayak. Berdasarkan latar belakang dalam film " Tarung Sarung " yang menceritakan budaya tradisional dalam masyarakat Bugis terhadap kaum millenial seperti karakter utama dalam film tersebut. Ya kita bisa tebak itu siapa, yaitu si Deni si "Anak Muda dari Ibukota DKI Jakarta".

Disini Penulis mengaitkan film "Tarung Sarung" tersebut dengan teori-teori serta konsep menurut komunikasi antarbudaya. Yang pertama yaitu adalah teori :

A. Teori adaptasi antar budaya / Intercultureal Adaption (Ellingsworth 1988), Menurut Ellingsworth (1983) bahwa semua komunikasi melibatkan beragam jenjang variasi budaya. Teori didesain untuk menjelaskan bagaimana seorang komunikator berdaptasi dengan yang lain "bertemu untuk membina suatu hubungan". serta teori yang kedua yaitu :

B. Theories focusing on identity management or negotiation (Teori-Teori yang memusatkan perhatian pada pengelolaan identitas atau negosiasi). Fokus dari teori ini adalah negoisasi identitas didalam hubungan antar budaya. Teori ini di bagi menjadi 3 sub, akan tetapi penulis mencakup di tulisan ini hanya 2 saja. Dikarenakan kecocokkan antara teori dengan film "Tarung Sarung" yaitu :

1. Cultural Identity, Menurut Collier dan Thomas (1988) menyajikan teori interpretif tentang bagaimana identitas budaya dikelolah sewaktu mereka berinteraksi antar budaya.

2. Theories Focusing on Communication Networks (Teori-teori yang memusatkan perhatian pada jaringan komunikasi), teori ini berlandaskan pada asumsi bahwa perilaku individual di pengaruhi oleh hubungan-hubungan antara individu karakteristik individu. Teori ini memusatkan perhatian pada hubungan antara orang dari budaya yang berbeda.

Jadi penulis bisa menyimpulkan film "Tarung Sarung" mempunyai beberapa teori-teori diantaranya : Teori adaptasi antar budaya/ Intercultureal Adaption, dikarenakan Sang Pemeran Utama yaitu si Deni harus beradaptasi dengan sekitarnya. Pertama Ia harus beradaptasi dengan cara budaya serta komunikasi di daerah tersebut. Ia pun masih tidak mengerti akan komunikasi sekitarnya sekarang. Yang Kedua, theories focusing on identity management or negotiation. teori ini mencakup 3 bab akan tetapi seperti saya tulis di atas, Saya mencakup 2 sub bab dari teori ini, yaitu : Cultural Identity serta Theories Focusing on Communication Networks. Jadi Si Deni Ruso harus beradaptasi dengan sekitarnya sekarang yaitu bersosialisasi dengan warga Bugis, Sumatera Barat. Ia pun berubah drastis dari yang bisa dibilang "Anak Gaul dari Ibukota" semenjak Ia pindah ke wilayah tersebut maka indentitas Ia berubah drastis, sekarang Ia taat agama serta di ajarkan cara bela diri serta budaya tradisional di daerah Bugis yaitu "Tarung Sarung". Selanjutnya, Theories Focusing on Communication Networks. Seperti yang saya tulis diatas teori ini memusatkan perhatian pada jaringan komunikasi, teori memusatkan perhatian pada hubungan antara orang dari budaya yang berbeda. Yang dimana, Si Deni harus berhubungan serta bersosialisasi dengan budaya serta belajar bahasa daerah tersebut supaya Ia lebih gampang berbaur serta berkomunikasi dengan sekitarnya Ia menjadi paham akan hal itu.

Referensi : https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/mko101/wp-content/uploads/sites/1945/2020/01/Teori-Komunikasi-14.doc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun