Mohon tunggu...
Rayendra Tawakal
Rayendra Tawakal Mohon Tunggu... -

saya hanya ingin tau tentang informasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Anti virus Galau

5 Januari 2014   11:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pernah merasakan yang namanya “Galau” tentu saja Akhir-akhir ini kenapa ya?? apa kebetulan atau emang lagi zamannya atau mungkin juga akibat sebuah kata yang lagi ngetren yaitu galau. Entah ada hubungan atau tidak kata-kata itu seolah-olah mempengaruhi orang-orang sehingga membuat orang-orang pada galau semuanya. Sehingga secara tidak langsung galau ini sudah menjadi sebuah virus yang menular. Sebagai contoh nyata : seorang teman saya sedang galau, akibat kegalauannya teman-teman saya sekantor berubah menjadi galau semuanya, termasuk bos-bosnya, sampe tante-tante yang jualan dikantin juga mengalami hal yang sama. Keadaan ini bertambah parah kalo lagi akhir bulan. Pokoknya galau semuanya. he..he.,h..he

Para bloger juga ngak kalah galau, mumpung lagi pada galau jadi enak menulis tentang galau. Hal ini terbukti saat saya ketik gata galau disearch enggine, banyak sekali blogger yang membahas tentang galau ini. Malah ada yang menamakan blog menjadi blog galau he..he (just kidding bro)

Setelah ada fakta-fakta tentang kegalaun maka kita perlu untuk mengetahui makna galau itu sendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia galau mempunyai banyak sinonim diantaranya galau sama dengan berat otak, bimbang, bingung, cemas, gelisah, hilang akal, kacau, karut, keruh, khawatir, kusut, nanar, pakau, resah, ribut, risau, semak hati, senewen, sesat pusat, terombang-ambing, dan was-was.

Haloo anak muda yang jiwanya masih mengembara kesana kemari :D Pasti kamu akrab banget sama kata “galau” kan ya? Akrab karena tiap hari ngerasain perasaan yang satu itu. Don’t worry! Galau itu bukan penyakit kronis berbahaya, asaaaal kamu pinter ngatur porsi si galau ini . Jangan sampai galau membayang-bayangi setiap detik-detik berharga dalam hari-hari kamu. Bisa-bisa energi kamu yang seharusnya dipake buat melakukan hal positif, malah terbabat habis gara-gara sibuk ngurusin galau. Jangaaan!

Usahakan untuk selalu berpikir positif. Kita menang berkali-kali, kita juga kalah berkali-kali. Kita merasa bahagia berkali-kali, juga menjatuhkan airmata sedih berkali-kali. Begitulah kompetisi, begitulah hidup! Nggak semuanya berjalan mulus semau jidatnya kita. Ada kalanya kita harus mengecap beribu kegagalan, untuk bisa merasakan nikmatnya keberhasilan. Percaya deh, gagal dan berhasil, bahagia dan sedih, layaknya dua sisi dalam satu koin. Dekat sekali! Kalo lagi gagal, inget, disebelahnya ada keberhasilan yang nunggu buat kamu raih. Kalo lagi sedih, inget juga, ada pelangi cantik setelah turunnya hujan. Abis duka, datang suka, begitulah hidup!

Isi harimu dengan hal bermanfaat dan menyenangkan. Hidup emang ngebetein kalo cuma dihabisin dengan mandangin langit-langit kamar, Abaikan hal-hal sepele. Sayang pacar tapi sama diri sendiri aja nggak, no no no! Kamu harus menghargai dan sayang sama diri kamu sendiri. Kalo kamu aja suka nyiksa diri sendiri dengan memikirkan hal-hal yang nggak perlu dipikirkan, gimana orang lain memperlakukan kamu? Kebahagiaan itu milik kamu. Sama sekali jangan sampai terkontaminasi dengan hal-hal sepele yang sebenernya nggak penting banget. Contoh, nggak ada telepon dari pacar, kamunya mewek. Nggak menang-menang kuis, kamunya down, terus nggak mau nguis lagi. Jangan, sayang! Kamu harus mulai belajar mengabaikan hal-hal kecil itu. Jangan gampang jatuh, jangan gampang sedih, berlatihlah untuk mulai memiliki mental sekuat baja.

Berdasarkan fakta-fakta diatas tidak memungkiri ternyata negeri ini sedang dihantui oleh virus galau. Sehubungan dengan hal itu kita perlu untuk memikirkan bagaimana mengusir virus galau ini agar tidak menjadi penyakit yang semakin parah atau akut, yang dapat menulari generasi-generasi penerus bangsa ini. Kalo sudah parah pastinya akan mengancam eksistensi negeri ini untuk menjadi negeri yang maju dan bermartabat di mata negara-negara di dunia.

Kata orang bijak “Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, ya memang idealnya begitu. Berikut tips praktis kalau si galau sudah menyerang kita:


  • Sadarkan diri bahwa kita ini akan diuji oleh Allah dengan masalah yang datang kepada kita, sebagai ujian ‘cinta’ alias keimanan kita kepada Allah. So, stay cool, calm, and confident!
  • Sertakan sikap sabar dan syukur, ketika masalah itu datang, karena masalah itu akan mendewasakan kita. Nikmatin aja sambil cari solusinya.
  • Kalo merasa memang harus curhat, carilah tempat curhat yang tepat, jangan membiasakan diri curcol di arena publik macam facebook atau twitter. Cobalah cari teman, atau datangi tempat yang bisa ‘menasehati’ kita, karena temannya orang yang sedang galau adalah kesendiriannya, dia merasa sendiri dalam menghadapi hidup.
  • Selalu tanamkan positif thinking. Pertama, positif thinking pada Allah SWT, karena Allah sesuai dengan persangkaan/mindset hambanya. Kedua, positif thinking pada diri sendiri,  karena seorang muslim yang baik adalah yang “bermanfaat” bagi orang di sekitarnya.
  • Segera cari sarana atau wahana yang bisa membuat kita memiliki idealisme Islam, yakni tempat-tempat kajian Islam, setelah itu istiqomahlah di dalamnya

So, bakarlah semangatmu untuk belajar sekarang juga, jangan ditunda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun