Pada zaman yang pesat ini perkembangan ilmu forensik juga sudah memiliki cabang ilmu yang bermacam macam dengan fungsinya masing masing, ilmu serangga atau entomologi juga menjadi salah satu ilmu forensik yang berkembang di Indonesia, terutama dalam penentuan waktu kematian seseorang, sehingga munculah ilmu entomologi forensik
Entomologi forensik merupakan salah satu ilmu yang membantu menyelesaikan masalah investigasi dengan memanfaatkan kondisi biologi dan perkembangan dari serangga atau arthropod lainnya yang ditemukan di dalam atau disekitar mayat manusia atau bangkai binatang, pengaplikasian yang biasa digunakan adalah pengestimasian dari Post Mortem Interval (PMI)
Setelah manusia atau hewan mati, dikarenakan peran mikroorganisme dan kondisi lingkungan yang ada disekitar mayat akan membuat mayat mulai membusuk, Â yang menarik berbagai spesies serangga untuk mencari dan menjajah mayat tersebut. mayat pada waktu yang dapat diprediksi setelah kematian.
Waktu berlalu sejak kematian, atau interval postmortem (PMI), adalah masalah yang sangat penting dalam investigasi pembunuhan dan kematian sebelum waktunya lainnya. Informasi tersebut dapat membantu mengidentifikasi penjahat dan korban dengan menghilangkan tersangka dan menghubungkan orang yang meninggal dengan orang-orang yang dilaporkan hilang untuk waktu yang sama
Sekalipun penyebab kematiannya wajar, waktu kematiannya bisa saja implikasi penting untuk masalah hukum seperti warisan dan asuransi. Informasi penting seperti kapan almarhum terakhir terlihat hidup mungkin menunjukkan PMI semaksimal mungkin, tetapi ini hanya dapat terjadi jika dia telah diidentifikasi. Sering kali kondisi tubuh itu sendirilah yang harus memberi tahu kita kapan kematian terjadi
Entomologi forensik memiliki peran utama dengan menggunakan pola suksesi dan perkembangan serangga di dalam dan di atas mayat untuk memperkirakan waktu kematian. Saat ini, penentuan yang paling sering digunakan adalah estimasi PMI minimum (PMImin) berdasarkan tahap perkembangan serangga yang ditemukan pada jenazah.
Referensi
Anderson, G.S., Minimum and maximum development rates of some forensically important Calliphoridae (Diptera), J. Forensic Sci. 45 (2000) 824-832.
Browne, L.B., The role of olfaction in the stimulation of oviposition in the blowfly,Phormia regina, J. Insect Physiol. 5 (1960) 16-22.
Byrd J. H., J. L. Castner, Forensic Entomology: The Utility of Arthropods in Legal Investigations, second ed., Crc, London, 2009.
Catts, E.P., M.L. Goff, Forensic entomology in criminal investigations, Annu Rev Entomol. 37 (1992) 253-272.