Mohon tunggu...
Raychia Dominique
Raychia Dominique Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

perkenalkan nama saya raychia seorang pelajar yang ditantang oleh guru saya untuk menulis di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Gaul, Tahu Darimana?

14 Oktober 2024   08:18 Diperbarui: 14 Oktober 2024   08:29 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://pin.it/7pXbfQQic

Bahasa gaul adalah bentuk bahasa informal yang digunakan untuk berkomunikasi secara santai, terutama oleh anak muda. Sedangkan, bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat di suatu wilayah sebagai alat komunikasi sehari-hari dan bagian dari identitas budaya setempat. Tentu kalian punya media sosial kan? Dan, bahasa gaul banyak tersebar disana. Ayo kita pelajari lebih lanjut.

Media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran bahasa gaul. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara cepat dan luas, sehingga istilah-istilah baru dapat menyebar dalam waktu singkat. Contohnya seperti oot (out of topic) dan cmiiw (correct me if I'm wrong) Pengguna dari berbagai latar belakang budaya dapat dengan mudah mengadopsi dan menyebarkan bahasa gaul melalui unggahan, komentar, atau video yang mereka buat. Influencer dan selebriti juga turut berkontribusi dalam mempopulerkan istilah-istilah baru yang kemudian diikuti oleh para penggemarnya.

Selain itu, meme dan konten viral yang sering menggunakan bahasa gaul, memperkuat penyebarannya di kalangan pengguna media sosial. Dengan sifatnya yang dinamis dan mudah berubah, bahasa gaul terus berkembang seiring dengan perkembangan media sosial, membuatnya semakin populer di kalangan anak muda dan masyarakat luas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah wabah yang efektif untuk penyebaran bahasa gaul. Dan hal itu mengancam bahasa daerah untuk punah atau ketinggalan zaman, karena semakin sedikitnya penutur asli yang menggunakan bahasa tersebut, terutama di kalangan generasi muda. Selain itu, kurangnya pewarisan bahasa dari generasi tua ke generasi muda serta peran media yang lebih mempromosikan bahasa dominan turut mempercepat proses kepunahan. Ayo lestarikan budaya negara kita, Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun