Mohon tunggu...
Raya
Raya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Raya Reflections: Life, Love, and Lessons

Selanjutnya

Tutup

Film

Wicked: Makna Baik vs Jahat

13 Desember 2024   07:50 Diperbarui: 13 Desember 2024   07:50 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disclaimer: Tulisan ini mungkin mengandung spoiler, jadi kalau belum siap tahu detailnya, better nonton dulu baru balik lagi baca, ya!

Sebagai pecinta dunia sihir, rasanya susah banget nahan excitement buat bahas Wicked. Film dengan genre fantasi musikal ini disutradarai oleh Jon M. Chu (yep, sutradaranya Crazy Rich Asians) dan naskahnya ditulis sama Winnie Holzman dan Dana Fox. Lagu-lagunya? Nggak usah diraguin lagi, semuanya karya jenius Stephen Schwartz.

Kalau soal teknik film, musik, dan akting, kayaknya nggak perlu dibahas panjang lebar lagi deh, semuanya bener-bener on point! Dari set film yang bikin mata dimanjain, musik yang sukses bikin merinding, sampai akting para pemain yang full emosi, semua berhasil banget ngehidupin dunia Oz dengan sempurna.

Menurutku, daya tarik utama Wicked Part One justru ada di cara film ini ngegali karakter manusia. Ceritanya nggak cuma fokus pada sihir, tapi juga menunjukkan kalau baik dan jahat itu nggak selalu sehitam-putih yang kelihatan di luar. Deep banget, sih!

Wicked bukan cerita tentang Dorothy atau perjalanan menemukan "rumah", tapi tentang Elphaba Thropp (Cynthia Erivo), si penyihir hijau yang nantinya dikenal sebagai The Wicked Witch of The West, dan Galinda Upland (Ariana Grande) yang dikenal sebagai Glinda The Good.

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/2885187256701940/
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/2885187256701940/

Sejak awal Elphaba udah dianggap "berbeda" karena fisiknya yang hijau, cara berpakaian, dan sikapnya yang terlihat nggak peduli sama pandangan orang. Bikin dia gampang banget dicap sebagai penjahat.

Elphaba nggak butuh validasi dari siapa pun. Hal terpenting buat dia adalah mempertahankan apa yang dia yakini sebagai kebenaran, meskipun itu berarti dia harus berdiri sendirian melawan dunia. Dia nggak peduli kalau orang-orang menatapnya dengan jijik, menganggapnya aneh, atau bahkan melabelinya sebagai sosok jahat. Yang dia pedulikan hanyalah memperjuangkan apa yang menurutnya pantas dibela.

Ketidakadilan yang ada di sekitarnya adalah musuh nyata yang harus dia lawan, meski jalannya penuh dengan rintangan dan kesalahpahaman. Pandangan orang lain nggak pernah jadi prioritasnya. Dia tetap setia pada prinsip-prinsipnya, bahkan ketika itu berarti harus mengorbankan penerimaan dari orang-orang yang dia harap bisa mengerti dirinya.

Di sisi lain, Glinda adalah cerminan dari kebanyakan dari kita. Glinda bukan sosok yang jahat, cuma dia sering kali memilih kenyamanan daripada kebenaran. Lebih memilih untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi masyarakat, mencari penerimaan dan pengakuan, daripada melawan arus untuk membela apa yang sebenarnya dia tahu benar. Glinda merasa lebih nyaman berada di tengah kerumunan, menikmati popularitas, dan menjaga citra baik yang sudah melekat padanya.

Sikapnya ini bikin dia terlihat "baik", juga mengungkap sisi kita sebagai manusia. Kadang, kita lebih takut kehilangan penerimaan daripada menghadapi kesendirian yang datang karena melawan arus. Glinda menunjukkan bahwa nggak semua orang punya keberanian untuk memilih jalan sulit, meskipun mereka tahu itu adalah hal yang benar. Bagi Glinda, menjaga harmoni dan diterima oleh orang lain terasa lebih penting daripada mempertaruhkan posisinya demi sesuatu yang mungkin tidak dihargai oleh orang lain.

Wicked punya kemampuan luar biasa untuk mengajak kita bercermin. Seberapa sering kita menilai orang hanya dari tampilan luar? Dari cara mereka berpakaian, berbicara, atau asal-usul mereka? Film ini ngingetin kita bahwa hidup nggak sesederhana itu. Ceritanya mengajak kita untuk merenung, apakah kebaikan diukur dari bagaimana dunia melihat kita, atau dari keberanian untuk melawan ketika tahu ada yang salah?

Elphaba ngajarin kita tentang keberanian untuk yakin menjalani jalan yang kita anggap benar, meskipun itu berarti berdiri sendirian. Dia nggak butuh orang lain untuk membenarkan siapa dia. Sementara Glinda ngajarin kita tentang kelemahan manusia, bahwa mencari penerimaan itu wajar, tapi berani berbeda adalah pilihan yang lebih berharga.

Oh, dan buat kamu yang udah jatuh cinta sama bagian pertama, kabar baiknya Wicked bagian kedua dijadwalkan rilis pada 21 November 2025. Jadi, masih ada waktu buat mendalami cerita ini dan bersiap menyambut lanjutan perjalanan Elphaba dan Glinda.

Buat yang suka cerita fantasi dengan makna mendalam, menurutku Wicked wajib banget ditonton. Nggak cuma soal sihir, film ini juga tentang keberanian, pilihan, dan apa artinya menjadi "baik". Jangan lupa siapkan hati, karena ceritanya dijamin bakal bikin kamu mikir ulang tentang makna "jahat" dan "baik".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun