Mohon tunggu...
raya patraaa
raya patraaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPNVJ Ilmu Komunikasi

Penikmat musik HipHop, Film, dan Series.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sistem Algoritma dengan Penjualan Suatu Bisnis

8 Desember 2024   23:44 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan manusia di zaman modern. Baik di kalangan anak muda maupun orang tua menggunakan media sosial untuk berbagai macam hal, seperti melihat tutorial untuk melakukan sesuatu, menonton hiburan, berbagi pengalaman, bahkan melakukan kegiatan jual-beli. Ini membuat internet menjadi hal yang cukup membantu di zaman serba modern. Karena dengan Kehadiran media sosial, menjadikan ruang baru bagi masyarakat yang tidak lagi  dibatasi oleh ruang dan waktu (Andreas et al., 2021)

Dengan pertumbuhan internet yang sangat cepat, platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook telah mengubah cara orang berinteraksi, berkomunikasi, dan mengakses informasi. Yang dulu, ketika ingin melihat informasi terkini hanya didapatkan di koran, TV, ataupun radio, sekarang kita bisa melihat gabungan semua dari sebuah telepon genggam. Dulu, ketika kita ingin melihat film harus pergi ke bioskop, berbeda dengan sekarang yang bisa ditonton di rumah dengan menggunakan handphone, tablet, maupun laptop atau komputer. Bahkan ketika kita ingin menjual ataupun membeli sesuatu, kita dapat melakukannya hanya dari media sosial seperti Twitter, Facebook, maupun OLX.

Ketika kita menggunakan media sosial, semua yang kita lihat terkadang terasa tepat dengan apa yang kita minati. Hal itu membuat kita nyaman berlama-lama berada di depan layar. Contohnya adalah ketika orang yang menyukai hal otomotif, mereka akan betah melihat media sosial berjam-jam jika yang dia lihat tentang otomotif. Berbeda ketika apa yang dia lihat di media sosial tentang masakan; pastinya orang yang menyukai hal otomotif tersebut tidak akan bertahan lama melihat media sosial. Karena ketika kita melihat apa yang kita sukai di media sosial, membuat kita nyaman berada di depan layar dengan waktu yang cukup lama. Berbeda jika apa yang kita lihat tidak sesuai dengan apa yang kita minati; pastinya akan terasa amat membosankan. Semua berkat algoritma. Algoritma merupakan sebuah sistem komputer yang membantu media sosial memberikan apa yang para penggunanya minati.

Secara umum algoritma dimengerti sebagai rangkaian yang tersusun dengan urutan logis untuk capai tujuan atau dipahami sebagai serangkaian langkahlangkah yang disusun menjadi urutan logis kegiatan untuk mencapai tujuan. Selanjutnya algoritma juga bisa dimengerti sebagai urutan langkah-langkah logis untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis (Irham Akbar & Rezza Fahlevvi, 2023). Algoritma merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam konteks media sosial, dikarenakan algoritma dapat membantu untuk mengoptimalkan cara kerja platform tersebut.

Dengan adanya algoritma, para pengguna media sosial bisa memilih konten apa yang mereka inginkan di beranda mereka, apakah itu konten olahraga, otomotif, masakan, kecantikan, atau bahkan sekadar hiburan. Ini menandakan bagaimana media sosial memaksimalkan engagement dengan cara menyaring konten yang relevan dengan pengguna media sosial agar konten yang relevan tetap berada di beranda mereka.

Ada banyak pilihan media sosial di zaman sekarang, seperti TikTok, Instagram, Facebook, ataupun Twitter. Media sosial tersebut memiliki cara mereka masing-masing dalam mengutamakan fiturnya, seperti TikTok yang menjadikan algoritma sebagai fitur utama dari beranda mereka. Setiap video yang muncul di beranda merupakan sebuah konten yang relevan dengan penggunanya. Berbeda dengan Instagram yang mengutamakan berbagi foto atau video dengan fitur upload story atau post, meskipun Instagram memiliki fitur Reels yang menggunakan algoritma, tetap tidak sebanding dengan cara kerja algoritma TikTok. Perbedaan ini cukup signifikan, membuat setiap media sosial memiliki tujuan masing-masing untuk para pengguna.

Di zaman sekarang yang serba sibuk, orang memiliki sedikit waktu untuk beristirahat. Mereka lebih memilih hal-hal yang dapat menghibur dalam waktu singkat; inilah mengapa orang lebih memilih menonton video TikTok ataupun Reels. Karena pada umumnya, video konten di TikTok ataupun Reels tidak lebih dari 30 detik, membuat mereka bisa mendapatkan hiburan dalam waktu yang cukup singkat, berbeda dengan video YouTube yang pada umumnya berdurasi 5 menit. Orang-orang akan cepat bosan karena mereka harus menonton satu video yang sama. Ini menjadikan TikTok ataupun Reels pilihan yang tepat di kala orang beristirahat di waktu yang cukup singkat. Pasar video berdurasi pendek juga bahkan sedang memanas di Tiongkok di mana kini memiliki 550 juta pengguna aktif bulanan Sina Weibo (Herdiyani et al., 2022)

Dalam era digital yang terus berkembang, algoritma dalam media sosial telah menjadi alat yang sangat penting dalam meningkatkan pengalaman pengguna dan efektivitas bisnis (Silvanie et al., 2024). Maka, ini menjadi hal yang sangat menjanjikan. Karena di zaman sekarang, tidak sedikit bisnis yang mengiklankan produknya menggunakan media sosial dengan konten yang cukup menarik. Dengan adanya algoritma di media sosial, sebuah bisnis tidak perlu repot mencari target pasar yang berminat pada produk yang dimilikinya. Karena algoritma yang dimiliki media sosial akan mencari para pengguna yang memiliki minat pada produk yang dimiliki oleh bisnis tersebut. Contohnya, ketika orang yang memiliki minat pada bidang otomotif, biasanya ketika ada sebuah konten berisi iklan yang mengandung hal otomotif, seperti part sebuah motor, sarung tangan berkendara, bahkan baju otomotif, mereka akan langsung membeli. Inidisebabkan kesamaan antara apa yang diiklankan dengan apa yang diminati orang yang memiliki hobi otomotif tersebut. Hal itu pun membuktikan bagaimana algoritma dapat membantu sebuah bisnis.

Tingkat minat para pengguna media sosial terhadap sesuatu yang ditawarkan oleh sebuah bisnis tidak luput dari pengaruh seorang influencer di media sosial. Karena dengan adanya seorang influencer di media sosial, mereka bisa memperkenalkan sebuah produk yang dimiliki oleh suatu bisnis kepada para pengikutnya. Maka, Seorang Influencer dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat kepada pengikutnya yang ada di Instagram pada saat influencer mem-posting brand endorse-nya (Sri Darma, 2018). Bisa kita lihat bagaimana di zaman sekarang sebuah bisnis berlomba untuk bekerja sama dengan seorang influencer yang memiliki jumlah pengikut yang banyak. Ini membuktikan bagaimana kerja sama dengan influencer menjadi tren iklan yang sangat terkenal di zaman sekarang.

Namun, tidak semua kerja sama antara influencer dengan suatu bisnis dapat meningkatkan penjualan produk yang ditawarkan. Ini dipengaruhi oleh seberapa banyak konten yang diunggah influencer mendapatkan likes, shares, dan comments-nya. Hal tersebut sangat berpengaruh bagi influencer karena biasanya, suatu bisnis melihat kelayakan seorang influencer untuk melakukan kerja sama dari seberapa banyak likes, shares, dan comments yang dimilikinya. Jika mereka hanya memiliki sedikit, kecil peluangnya untuk dilirik sebuah bisnis melakukan kerja sama. Hal ini disebabkan karena algoritma selalu memprioritaskan konten berdasarkan likes, shares, dan comments. Konten yang memiliki likes, shares, dan comments akan viral dan melewati beranda para pengguna media sosial, biarpun tema konten tersebut bukanlah tema yang biasa ditonton oleh pengguna media sosial.

Kesimpulannya, media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mengakses informasi, serta pengalaman pengguna menjadi terasa lebih relevan dan personal, semua berkat algoritma. Karena konten yang mereka minati dapat ditemukan di media sosial, suatu bisnis dapat memanfaatkan peluang ini untuk mencapai target pasar mereka dengan cara yang tepat. Selain itu, konten yang menarik akan sangat penting untuk mempromosikan produk yang ditawarkan, karena konten yang menarik akan mendapatkan banyak likes, shares, dan comments, serta menjadi viral. Dengan demikian, tidak semua kolaborasi dengan influencer akan menjamin peningkatan penjualan, karena engagement 890(likes, shares, dan comments) menentukan kesuksesan konten, dan algoritma memprioritaskan konten yang mendapatkan interaksi yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun