Mohon tunggu...
Anggarayan Alamanda
Anggarayan Alamanda Mohon Tunggu... -

Mahasiswa akhir di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh --- Suka Membaca dan Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pangan yang Belum Populer di Indonesia

31 Maret 2016   14:09 Diperbarui: 31 Maret 2016   15:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Beras hitam dengan kaya akan manfaat (gambar: hellomakasar.com)"][/caption]Berbicara tentang Indonesia, negara tercinta ini terletak di antara 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Letak astronomi yang demikian itu menunjukkan bahwa Indonesia terletak di iklim tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa, menjadikan Indonesia kaya akan  hasil hutan, berbagai jenis tanaman, dan berbagai jenis hewan. Tanah Indonesia yang subur menjadi sebuah anugrah terbesar yang telah Tuhan berikan kepada kita bangsa Indonesia.

Indonesia pernah mencatatkan prestasi baik di mata dunia, tepatnya pada tahun 1984, Indonesia berhasil swasembada beras hingga mendapat penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia). Namun sangat disayangkan hal itu tidak berlangsung lama, dan hingga kini Indonesia yang seharusnya mampu untuk melakukan  swasembada beras dengan kekayaan alam yang dimiliki, berubah menjadi sebuah negara pengimpor beras terbesar demi memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.

Diantara kekayaan hasil pertanian yang pernah dimiliki, Indonesia memiliki pangan lokal yang berkhasiat dan belum populer hingga kini yaitu "BERAS HITAM". Mendengar kata beras hitam sebagaian besar masyarakat Indonesia menganggap beras ini sama dengan ketan hitam. Ketan hitam karbohidratnya lengket, sedangkan beras hitam tidak selengket ketan hitam. Dari teknik budidaya dan kandungan gizi yang dimiliki, beras hitam memiliki waktu tanam yang lebih panjang dari ketan hitam, dan kandungan gizi yang dimiliki beras hitam jauh lebih tinggi dibanding dengan ketan hitam.

Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan. Beras hitam memiliki khasiat yang lebih baik dibanding beras merah atau beras warna lain. Beras hitam berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis), mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker/tumor, memperlambat penuaan, sebagai antioksidan, membersihkan kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia.

Beras hitam mengandung sedikit protein, namun kandungan besinya tinggi yaitu 15,52 ppm, jauh lebih tinggi dibanding beras
dari varietas IR64, Ciherang, Cisadane, Sintanur, Pandanwangi, dan Batang Gadis yang kandungan besinya berkisar antara 2,9-4,4 ppm. Zat besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan sel darah merah. Pengkayaan zat besi pada beras untuk mengatasi anemia yang dewasa ini digalakkan tampaknya perlu mulai berpaling pada beras hitam.

Mari bersama hidup sehat dan kembali kepada kearifan lokal hingga kelak kita akan menjadi bangsa yang besar seperti yang telah dicita-citakan pendahulu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun