Mohon tunggu...
Raya Rukmana
Raya Rukmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Memulai untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Khamr pada Keluarga

18 Juni 2024   21:10 Diperbarui: 18 Juni 2024   21:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝٩

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung. (Al-Maidah: 90).

            Dari penjelasan ayat di atas khamr adalah salah satu hal yang harus dihindari bagi orang-orang yang memiliki kesadaran tentang keberadaan tuhannya. Menurut Hakim (2004) khamr dalam bahasa adalah sari dari hasil penyaringan buah anggur dan apabila dikonsumsi dapat memberikan efek mabuk pada peminumnya.

Pada masa ini mengkonsumsi khamr atau sari anggur bukan hal yang biasa terjadi pada masyarakat Indonesia, namun yang menjadi kekhawatiran adalah munculnya berbagai banyak macam minuman yang dapat menimbulkan efek mabuk dan menjadi hal yang lumrah di masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan masuknya budaya asing dan mendapatkan penerimaan di beberapa kalangan masyarakat. Penerimaan tersebut dapat merubah arah perilaku seseorang dan menimbulkan permasahan dari berbagai lini kehidupan, mulai dari pekerjaan, pertemanan, sampai pada dampaknya pada keluarga.

Ada beberapa dampak khamr atau minuman alkohol pada keluarga yang pertama, efek konsumsi alkohol dapat menyebabkan perubahan langsung dalam lingkungan keluarga. Pertemuan sosial atau perayaan yang melibatkan alkohol pada awalnya dapat menumbuhkan rasa ramah dan relaksasi. Namun, jika dikonsumsi secara tidak bertanggung jawab atau berlebihan, alkohol dapat dengan cepat mengubah suasana hati dan perilaku seseorang, terkadang menimbulkan konflik atau ketegangan di antara anggota keluarga. Contoh pertengkaran verbal atau fisik, gangguan pengambilan keputusan, dan ketidakstabilan emosi dapat membebani hubungan dan menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat dalam rumah tangga.

Kedua, dampak emosional dan psikologis dampak emosional dan psikologis dari penggunaan alkohol dalam keluarga sangatlah besar. Anggota keluarga, terutama anak-anak dan pasangan, mungkin mengalami perasaan cemas, takut, atau malu akibat perilaku individu yang mengonsumsi alkohol yang tidak terduga. Anak-anak, khususnya, rentan terhadap luka emosional jangka panjang ketika terkena penyalahgunaan alkohol oleh orang tua, yang dapat memengaruhi harga diri, prestasi akademis, dan kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat di masa depan. Pasangan atau pasangan dari individu yang berjuang melawan ketergantungan alkohol sering kali mengalami stres berat, merasa harus menutupi atau membuat alasan atas perilaku orang yang mereka cintai. Hal ini dapat menimbulkan perasaan terisolasi, tidak berdaya, dan dendam, yang semakin memperumit dinamika hubungan.


Ketiga, Ketegangan inansial dan juga dapat menimbulkan tekanan finansial yang signifikan pada keluarga. Pengeluaran berlebihan untuk alkohol, biaya hukum akibat insiden terkait seperti berkendara dengan keadaan mabuk, atau biaya perawatan kesehatan untuk masalah kesehatan terkait alkohol dapat menguras tabungan dan sumber daya keluarga. Selain itu, individu yang berjuang melawan ketergantungan alkohol mungkin mengalami gangguan dalam pekerjaan mereka atau menghadapi tantangan dalam mempertahankan pendapatan tetap, sehingga memperburuk ketidakstabilan keuangan dalam rumah tangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun