Mohon tunggu...
Raya Rukmana
Raya Rukmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Memulai untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Mikrotrans Terhadap Supir Angkutan Umum

7 Januari 2024   23:39 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:35 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 https://jakarta.bisnis.com/read/20230726/77/1678487/jangan-salah-kaprah-ini-perbedaan-jaklingko-dan-mikrotransgambar

Mikrotrans adalah salah satu transportasi umum yang berbasis kepemerintahan di Jakarta. Hadir nya Mikrotrans membantu pelayanan masyarakat dalam mobilisasi yang mencakup banyak kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, sampai membantu ibu rumah tangga dalam berkegiatan. Mikrotrans memberikan dampak yang sangat positif dalam menunjang kegiatan masyarakat Jakarta, dan apakah dampak positif nya juga mencakup kepada seorang sopir Mikrotrans?

Transportasi umum yang mulai beroperasi pada tahun 2020 ini memberikan dampak besar pada masyarakat, bukan hanya pada penggunanya tapi juga bagi sopir-sopir yang yang bekerja. Mikrotrans mulai menggantikan peran dari Angkot (Angkutan Kota) yang sudah ada lama melayani masyarakat. 

Pergeseran minat dari angkutan kota ke Mikrotrans membuat dampak yang signifikan untuk pendapatan seorang sopir Angkot, hal tersebut lah yang membuat para sopir angkutan kota beralih menjadi sopir Mikrotrans. 

Dampak lainnya yang dirasakan sopir Mikrotrans menurut Wahyudi (sopir Mikrotrans) saat diwawancara pada 7 Januari 2023 adalah memiliki pendapatan yang cukup jelas dan tidak ada masa kontrak yang membuatnya khawatir.

"Bisa beli motor, HP, dan buat kebutuhan pendidikan anak," ujar Wahyudi. Dampak yang dirasakan sopir dengan adanya Mikrotrans bisa terdengar sangat jelas dari kata-kata sopir tersebut, terpenuhinya kebutuhan keluarga adalah salah satu dampak yang positif dengan hadirnya Mikrotrans.

Beralihnya para sopir ini juga memberikan sebuah perubahan baru pada cara kerja mereka. Menurut Budi (sopir mikrotrans) perubahan pada cara kerja mereka adalah dengan adanya sistem yang mengatur cara kerja mereka, seperti contohnya keharusan untuk membawa atau menurunkan penumpang pada bus stop yang sudah tersedia. Aturan selanjutnya adalah keharusan para sopir untuk menggunakan seragam yang sudah disediakan. Namun, dengan adanya aturan kerja baru tersebut ada banyak penumpang atau masyarakat yang belum mengerti perihal cara kerja dari Mikrotrans. Seperti meminta untuk naik atau turun di tempat mereka inginkan. Ketidaktahuan penumpang juga ada dalam bentuk sistem dari penggunaan Mikrotrans, penumpang baru biasanya tidak memiliki kartu yang disediakan dari PT JakLinko. Mereka berpikir bahwa dengan memberikan uang pada sopir adalah cara kerja atau sistem pembayaran pada Mikrotrans. Dengan pembelian kartu di awal, penumpang bisa merasakan pelayanan Mikrotrans dengan Nol Rupiah. Perlu diketahui juga oleh para pengguna atau penumpang, bahwa layanan Mikrotrans hanya menaikan penumpang yang sudah siap ada pada bus stop. Sopir tidak bisa menunggu penumpang yang masih berjalan atau berada di seberang jalan untuk ikut naik ke Mikrotrans.

Perbedaan yang dirasakan oleh sopir ketika beralih ke Mikrotrans juga ada pada saat persyaratan masuk. Sopir diwajibkan memiliki SIM umum, ijazah tamatan SMA, dan sertifikat BNSP. Sebagai seorang yang sebelumnya menjadi sopir angkutan kota, persyaratan tadi cukup memberikan beban pada beberapa sopir. Menjadi sopir angkutan kota tidak harus memiliki sebuah sertifikat BNSP dan ijazah tamatan SMA sebagai persyaratan. Namun, persyaratan tadi menjadi sebuah upgrade yang diperlukan agar layanan yang mereka berikan bisa menjadi lebih baik dan dapat mengikuti setiap sistem peraturan yang ada.

Dengan adanya layanan Mikrotrans di Jakarta membuat dampak yang sangat positf bagi penggunanya dan juga pengendaranya, namun dari dampak tersebut juga menimbulkan dampak negatif. Peralihan minat masyarakat Jakarta ke Mikrotrans membuat pendapatan dari sopir angkutan kota menjadi berkurang dan sulit untuk memenuhi target atau setoran yang harus diberikan kepada pemilik kendaraan tersebut. Dampak negatif juga dirasakan sopir Mikrotrans dalam mengemudi kendaraanya, seperti contohnya sulit untuk berkendara dengan nyaman karena angkutan umum yang berkendara ugal-ugalan. Pastinya dampak negatif juga dapat dirasakan oleh pemilik dari kendaraan angkutan umum tersebut, menurunnya pendapatan dan beralihnya pekerja membuat mereka harus berpikir kembali untuk mengembalikan perekonomian mereka.

Dengan adanya dampak negatif tersebut sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menangani permasalahan yang ada. Pemerintah harus memiliki langkah baru atau rencana yang dapat memberikan win win solution pada beberapa pihak yang terkait. Mungkin dengan cara mendata dan memberikan pendidikan atau pelatihan pada sopir angkutan kota yang belum memiliki persyaratan masuk ketika ingin beralih dari sopir angkutan umum menjadi sopir Mikrotrans. Dengan menambahkan jumlah kendaraan dan juga memperluas area dari rute Mikrotrans dapat memperbanyak peluang dari sopir angkutan kota memiliki pekerjaan yang lebih layak.

Berikut adalah dampak yang timbul dengan adanya layanan transportasi umum atau Mikrotrans di Jakarta. Dalam memajukan atau membuat perubahan sudah pastinya memiliki pro dan kontra, pemerintah Jakarta dalam hal ini sudah memberikan pelayanan yang nyata dan juga terasa oleh masyarakat. Sebuah kewajiban pemerintah dan juga sudah menjadi perannya dalam menanggulangi sebuah permasalahan yang timbul. Pemerintah tinggal memberikan polesan akhir sebagai sebuah langkahnya dalam menjadikan daerah Jakarta lebih maju dan berkembang ke depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun