Mohon tunggu...
Rawi Wahyudiono
Rawi Wahyudiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lebih dari 25 tahun pengalaman di dunia Information Technology
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hobby travelling, bertualang, bermusik sambil jualan server (HP, Dell, IBM), ERP Odoo, Storage, Networking, system mesin antrian http://rawiwahyudiono.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Gak Jalan, Owner Gak Jalan-jalan

24 Oktober 2010   18:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada sharing menarik dari seorang kawan yang sangat “konsisten” sekali dalam bisnisnya. Dia dari dulu sampai sekarang selalu konsisten jualan di fashion walaupun pernah juga melirik di bidang kuliner. Kawan saya ini dulunya pernah punya 7 toko pakaian yang tersebar di beberapa titik keramaian. Dengan omzet besar dan margin 40% bisa membuat dia hidup berkecukupan. Semua yang ada di dunia ini seperti mobil, rumah, anak, istri dan uang sudah dia punyai, pokoknya tidak ada yang kurang. Bencana muncul setelah masuknya orang ketiga dan sudah bisa ditebak siapakah itu….?? kalau ada laki pasti ada perempuan (kecuali yang AC DC ya). Ditambah lagi penyakitnya sejak jaman dulu kumat lagi yaitu minuman (kalau air putih masih mending, ini airnya warna kuning yang bikin kepala puyeng) Seiring dengan direguknya “kenikmatan dunia” yang sampai harus melupakan 2 kekasih yang setia mendampingi di rumah, akhirnya satu-persatu yang ada harus habis terjual. Mobil sudah tinggal kenangan, toko tidak bisa dipertahankan lagi, perempuan yang dulu “setia” mendampingi akhirnya harus pergi tanpa pesan ditambah lagi kunjungan rutin dari debt colector yang membikin kepala pecah. Cukup lama juga kawan saya ini harus menghadapi semuanya sampai akhirnya dia menemukan seseorang yang bisa membantunya untuk bangkit dari keterpurukan yang juga disertai dorongan dari 2 kekasih hati yang benar-benar setia menunggu, anak dan istri di rumah. Dengan dorongan dari beberapa kawan dan semangat tinggi untuk membahagiakan keluarga, akhirnya sedikit-demi sedikit usaha dirapiin. Toko yang tinggal 3 ditata ulang, usaha sampingan di kuliner mulai dicoba walaupun hasilnya belum kelihatan, bisnis onlen mulai dijalankan setelah tertular dengan virus onlen. Sedikit-sedikit sudah mulai berubah, mendung sudah mulai tertiup angin, mentari sudah bisa tersenyum menyongsong masa depan yang lebih cerah, tetapi…… masih ada satu penyakit yang belum bisa disembuhkan yaitu “PENYAKIT KONSISTEN” Kawan saya ini saking konsistennya dia lakukan terus selama jam kerja di pagi hari sampai siang menjelang sore. Kalau konsistennya berhubungan dengan etos kerja masih bisa diterima tetapi ini konsistennya adalah KONSISTEN TIDUR…!!!!!! Pagi sudah bangun bareng sama anak istri tetapi jam 8 sudah tidur lagi sampai jam 2-3 sore dan itupun kalau ada yang bangunin, payah juga nih ente… Kawan…….. ente harus memaksa diri sendiri untuk bergerak karena manusia memang kodratnya untuk selalu bergerak, jangan sampai Yang Maha Kuasa memaksa ente untuk bergerak sebab kalau Dia yang memaksa maka mau gak mau ente harus mau. Cukup sekali aja pesan ini…… teruskan dengan “konsistennya” dan terima sendiri akibatnya, jangan sampai bisnis ente jadi “bisnis GAK jalan, owner GAK jalan-jalan” Semoga kawan saya membacanya setelah dia bangun dari merajut mimpinya….. AMIN *sumber gambar dari google Salam sukses dunia akherat,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun