Filsafat stoicisme adalah sistem filosofis yang dapat membantu kaum muda yang bijaksana mengatasi masalah mereka dan menemukan kebahagiaan. Stoicisme mengajarkan bahwa orang dapat menemukan kebahagiaan dengan mengendalikan emosi mereka dan menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri. Bagi remaja yang terlalu banyak berpikir, filosofi ini bisa menjadi alat yang berguna untuk menghadapi masalah dan membawa hidup ke arah yang lebih positif.
1. Logika dalam Stoicisme
Remaja yang terlalu banyak berpikir dapat mempelajari konsep "logika" dari Stoicisme. Stoicisme mengajarkan bahwa orang tidak dapat mengontrol apa yang terjadi di luar mereka, tetapi mereka dapat mengontrol bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi tersebut. Dalam konteks overthinking, ini berarti kita belajar untuk memperhatikan dan mengendalikan pikiran dan perasaan kita sendiri daripada terjebak dalam pusaran pikiran yang membuat kita khawatir. Remaja dapat belajar tentang logika dan mengembangkan cara untuk menanggapi situasi secara lebih taktis.
2. Hidup pada saat ini
Remaja yang cenderung overthinking dapat mempelajari konsep "hidup pada saat ini" dalam Stoikisme. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia harus hidup dalam momen ini dan tidak terlalu khawatir tentang masa lalu atau masa depan. Dalam konteks overthinking, ini berarti belajar untuk fokus pada tindakan dan tugas yang harus dilakukan saat ini, daripada khawatir tentang hal-hal yang tidak dapat diubah di masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan yang belum pasti. Remaja dapat mempelajari teknik untuk melatih diri agar fokus pada saat ini, seperti meditasi dan yoga.
3. Kesederhanaan dalam hidup
Remaja yang cenderung overthinking dapat mempelajari konsep "kesederhanaan" dalam Stoikisme. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia harus belajar untuk hidup dengan sederhana dan tidak terlalu terikat pada harta dan kekayaan. Dalam konteks overthinking, ini berarti belajar untuk menghargai apa yang ada dalam hidup kita saat ini, daripada selalu berpikir tentang apa yang belum dimiliki atau yang mungkin akan hilang di masa depan. Remaja dapat mempelajari teknik untuk menghargai apa yang mereka miliki saat ini, seperti membuat daftar hal-hal yang mereka syukuri setiap hari.
4. kematian
Remaja yang terlalu banyak berpikir dapat mempelajari konsep "kematian" dari Stoicisme. Stoicisme mengajarkan bahwa orang harus menghadapi kematian dengan bijak dan tanpa rasa takut. Dalam konteks pemikiran ulang, ini berarti kita harus belajar menerima bahwa suatu hari kita akan menghadapi kematian dan belajar untuk hidup dengan baik dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Remaja dapat mempelajari teknik untuk mengatasi rasa takut akan kematian, seperti konsep keabadian dan kehidupan

Kesimpulan dari filsafat Stoikisme adalah bahwa manusia dapat mencapai kebahagiaan dengan mengendalikan emosi dan menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Stoikisme mengajarkan bahwa manusia tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di luar diri mereka, namun mereka dapat mengendalikan cara mereka merespons situasi tersebut. Dalam konteks overthinking, Stoikisme memberikan alat yang berguna untuk mengatasi masalah dan mengarahkan hidup ke arah yang lebih positif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI