Mohon tunggu...
ravita indahcahyani
ravita indahcahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi Ilmu Politik UIN Jakarta

seorang pelajar dari salah satu PTN di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resensi Buku: Wabah, Sains dan Politik

7 Desember 2021   12:20 Diperbarui: 18 Desember 2021   08:21 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari buku yang saya baca yang berjudul Wabah, Sains, Dan Politik, yang ditulis oleh para penulis hebat yaitu, Yuval Noah Harari, Slavoj Zizek, Arundhati Roy, dkk., dan diedit oleh para editor yang handal bernama Khoiril Maqin, Taufiqurrahman, Risalatul Hukmi, dkk.. Buku ini pertama di terbitkan pada bulan Juni, 2020 dan di terbitkan oleh penerbit Antinomi. Buku yang tebal halamannya sampai 136, kode pengidentifikasian buku atau ISBN 9786025190858.

Di saat berita Covid19 mulai menyebar ke luar China, termasuk Indonesia, para pejabat kita terkesan cuek dan malah mengatakan virus itu tidak akan masuk ke Indonesia karena orang kita suka makan nasi kucing, suka minum jamulah, dan masih banyak lagi. Pembicaraan atau klaim tersebut merupakan pembicaraan yang tidak rasional atau mendasar. Para pejabat ini tampaknya tidak mendengar dari para ilmuwan, yang telah memperingatkan hal-hal buruk yang akan terjadi jika mereka meremehkan Covid19. Apalagi, yang tak kalah lucunya adalah beberapa selebritas dengan pengikut  media sosial  yang besar mengatakan bahwa virus saat ini adalah hasil dari konspirasi elit global. Melihat realita yang terjadi, hal ini cukup membuat saya pesimis dengan kebijakan yang sedang ditempuh Pemerintah dan masyarakat yang masih meremehkan pandemi yang  kita jalani.

Demikian pula buku berjudul Epidemi, Sains dan Politik membahas  fenomena dan dampak dampak dari virus korona yang telah menyebar ke seluruh dunia dan ternyata ejekan yang saya utarakan pada awalnya tidak hanya dilakukan oleh pejabat nasional, tetapi juga di Amerika Serikat, yang kemungkinan besar dianggap sebagai negara maju dan sangat "melek" dalam sains dan selalu mengabaikan nasihat para ilmuwan. dan belum siap  menyiapkan peralatan medis yang memadai dan sesuai bagi  dokter untuk merawat pasien yang sakit. Jadi pandemi Covid19 benar-benar memaksa kita sebagai  manusia untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang datang sebagai ahli di bidang medis yang memproduksi vaksin.

Buku ini sendiri mencakup tentang kumpulan artikel oleh para pemikir, sejarawan, dokter, dan banyak lagi. Sebagaimana pandemi ini telah mengubah  cara pandang kita (diri sendiri) dan kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Artikel yang dikumpulkan menjadi satu di dalam buku ini menawarkan banyak perspektif baru dan lama, tetapi telah diformat ulang. Perspektif yang diungkapkan dalam buku ini beragam, mulai dari sains, kedokteran, teknologi, politik, sosial budaya, hingga bidang pemikiran.

Buku edisi pertama ini tidak tersedia dalam bentuk cetak, hanya berupa e-book. Membuat saya pribadi yang suka membaca dalam bentuk cetak sangat tidak nyaman karena melihat layar laptop membuat mata saya sangat menyakitkan. Didalam buku ini pula ada juga banyak istilah ilmiah yang rata-rata orang  tidak banyak mengerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun