Mohon tunggu...
Dr. Ravinjay Kuckreja
Dr. Ravinjay Kuckreja Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Filsuf

Dr. Ravinjay Kuckreja adalah dosen Ilmu Agama dengan fokus pada Hinduisme, Kebudayaan Bali, filsafat Vedānta dan Antropologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Bedanya Sikh dan Hindu?

17 Maret 2024   02:02 Diperbarui: 17 Maret 2024   03:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin belum banyak yang mengenal Agama Sikh, agama yang relatif baru dari abad ke-15 Masehi. Mungkin karena mayoritas penganut Sikh adalah orang India, mereka terlihat sama seperti umat Hindu. Namun, India adalah tempat asal dari banyak agama seperti Hindu, Budha, Jain dan Sikh. Dalam artikel yang singkat ini, saya akan jelaskan mengapa Sikh dan Hindu merupakan dua agama yang terpisah, namun penganutnya masih tergolong umat Hindu, terutamanya di Indonesia.

Sebelum saya mulai, perlu dicatat bahwa saya dibesarkan di rumah tangga yang tidak religius. Namun, latar belakang agama keluarga saya merupakan penganut Sikh dan juga Hindu. Orang tua saya mengunjungi Gurudwara (Sikh Temple) dan juga kuil-kuil Hindu. Selain itu, sebagai seorang peneliti Ilmu Agama, saya mempelajari kedua agama ini secara akademis, terlepas dari menjalankannya secara tidak teratur bersama anggota keluarga saya.

SEJARAH & KONTEKS SIKH
Agama Sikh merupakan upaya untuk mengangkat konsep filosofi serta sistem nilai dari agama-agama Timur seperti Hindu, dan menempatkannya dalam wadah struktur seperti yang ditemukan dalam agama-agama Samawi. Tetapi keliru untuk mengatakan bahwa Sikh adalah "agama campuran" atau sinkritisme dari Hindu dan Islam. Pada kenyataannya, semua agama belajar dari para pendahulunya, beradaptasi dengan situasi mereka dan mengenal budaya yang dominan.

Kebetulan pada saat itu, pada sekitar tahun 1469 di Punjab, India Utara,  agama yang mendominasi adalah Hindu dan Islam. Dan hubungan antara kedua agama ini pada saat itu sangat tegang. Islam semakin populer di India. Terutama karena agama Hindu, pada saat itu, mementingkan sistem kasta dan ritual. Sementara itu, Islam berkembang karena menjadi agama resmi dari kekaisaran-kekaisaran yang menaklukkan India. Kekaisaran Mughal, khususnya kaisar seperti Aurangzeb (1618-1707), sangat menindas orang non-Muslim dan bahkan memaksa mereka untuk pindah agama dengan pedang. Pada saat yang sama, kasta Brahmana dari agama Hindu mengucilkan sebagian besar umatnya, terutama para petani dan buruh berkasta rendah yang mendominasi ladang pertanian di Punjab. Pada masa tersebut, ketika pilihannya adalah antara ditindas oleh Mughal atau ditindas oleh Brahmana, sejumlah orang tidak ingin memilih keduanya. Di sinilah muncul Guru Nanak (1469-1539), dan murid-muridnya, yang mendirikan agama Sikh sebagai pilihan ketiga di antara kekuatan-kekuatan yang mendominasi.

PERSAMAAN HINDU & SIKH
Guru Nanak menerima sistem kepercayaan umat Hindu (tanpa ritual dan kastanya) dan menggabungkannya ke dalam agamanya. Ini termasuk konsep-konsep seperti dharma (tugas/tujuan hidup), atman (jiwa atau roh), karma (tindakan dan reaksinya), samsara (reinkarnasi), Brahman (Tuhan) dan moksa (pembebasan). Sama seperti umat Hindu, Sikh percaya bahwa sang jiwa berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain, ditentukan oleh tindakan seseorang, dan kesetiaan seseorang terhadap dharma mereka sendiri.  Jika seseorang menyadari dan menyembah Tuhan, mereka dapat mencapai pembebasan. Pembebasan berarti penghentian siklus kelahiran, kematian dan kelahiran kembali. Umat Hindu meyakini hal yang sama. Namun, ada banyak ritual dan konstruk sosial dalam agama Hindu yang membuatnya rumit. Terutama dengan banyaknya mazhab dalam agama Hindu, dengan berbagai dewa dan aliran teologinya.

PERSAMAAN SIKH & ISLAM
Dari Islam, Nanak belajar bagaimana merumuskan ajaran-ajaran Hindu Dharma yang sama tetapi dengan gaya Abrahamik. Sikh adalah penganut monoteisme yang ketat, yang mengklaim satu Tuhan yang Maha Esa. Mereka telah menetapkan tata cara ibadah, kitab suci dan aturan-aturan keagamaan yang lebih jelas. Namun, Sikh menonjolkan dan merayakan kesamaan antara umat Hindu dan Muslim dalam agama mereka. Dan penekanannya adalah pada Bhakti atau devosi.

PERSAMAAN SIKH DENGAN HINDU & ISLAM
Pada masanya, Nanak bertemu dengan revolusi Bhakti dalam agama Hindu dan Islam. Dalam kedua agama tersebut, di seluruh India, terdapat perhatian khusus untuk menyembah Tuhan sebagai sang kekasih. Dalam Islam, hal ini terdapat dalam ajaran Sufisme. Dalam agama Hindu, hal ini terdapat dalam Bhakti Yoga. Baik umat Muslim dan Hindu melantunkan nama-nama Tuhan dan menggunakan musik dan tarian untuk beribadah. Sikhisme menekankan kesamaan ini dan merayakannya. Sebagai pilihan ketiga di antara kedua kekuatan besar, namun tetap mengandung esensi yang sama.

IDENTITAS SIKH
Seiring berjalannya waktu, Sikh menjadi pejuang perdamaian dan kebebasan beragama, memperjuangkan hak-hak agama minoritas di bawah kekuasaan Mughal. Para penganut Sikh banyak disiksa dan dihukum karena hal ini. Situasi "kita vs. mereka" ini mengharuskan Sikh untuk mengembangkan identitas dan agama mereka semakin jauh. Dan hal ini terwujud di bawah bimbingan penerus Nanak, Guru Gobind Singh (1666-1708) yang membentuk "Khalsa", atau penganut Sikh yang diinisiasi. Para pemeluk Sikh ini kemudian berdedikasi pada agamanya dan memakai simbol-simbol identitas Sikh mereka (seperti sorban), mengadopsi nama-nama demi kesetaraan ("Singh" atau singa untuk pria dan "Kaur" atau ratu untuk wanita) dan mematuhi larangan-larangan (seperti kesetaraan, kesetiaan, dan kejujuran).

Khalsa adalah apa yang dapat kita sebut sebagai penganut ortodoks atau "Sikh yang benar" karena mereka menerima inisiasi dan berdedikasi pada agamanya. Umat Sikh pada umumnya yang belum menerima Khalsa tidak perlu memakai surban atau beribadah secara eksklusif di Gurudwara. Sikh selalu menerima keragaman agama dan oleh karena itu mereka bersikap toleran. Namun, dengan terbentuknya Khalsa dan perkembangan agama ini, identitas Sikh tumbuh semakin kuat.

SIKH SEBAGAI HINDU DI INDONESIA
Dengan jumlah penganut Sikh di Indonesia yang hanya sekitar 10.000 orang, dan dengan pertimbangan agama dan ras minoritas mereka, sebagian besar (jika tidak semua) penganut Sikh mengidentifikasikan diri sebagai penganut Hindu di kolom agama KTP. Sekali lagi, karena sebagian besar umat Sikh tidak/belum menerima Khalsa, hal ini tidak melarang mereka untuk beribadah di kuil-kuil Hindu, dan bahkan melakukan ritual-ritual Hindu. Namun, bagi mereka yang secara ketat mematuhi Sikhisme, hingga menerima Khalsa tersebut, menyatakan diri mereka sebagai "Hindu" pada dokumen negara adalah norma yang berlaku untuk saat ini.

Peraturan Menteri Agama No. 9 Tahun 1952 (Permenag No.9/1952), mensyaratkan agama-agama "resmi" di Indonesia sebagai sebagai sistem kepercayaan yang monoteistik, dengan kitab suci yang diyakini sebagai wahyu dan dengan nabi. Namun, ada juga aturan tak tertulis yang mengharuskan agama-agama di Indonesia untuk merupakan agama-agama dunia, yaitu agama yang dipraktikkan secara global dan tidak terbatas pada ras tertentu. Perlu dicatat bahwa definisi tersebut tidak sesuai dengan definisi agama yang diterima secara internasional. Dan juga penting untuk dicatat bahwa sebagian besar negara tidak peduli untuk mendefinisikan agama karena mereka adalah negara sekuler. Namun, dengan pengertian terbatas mengenai agama dari pemerintah Indonesia ini, Sikhisme dapat menjadi agama tersendiri. Yang penting dan krusial untuk diingat adalah: ini bukanlah pertanyaan yang harus ditanyakan atau dijawab oleh umat non-Sikh. Hal ini harus diinginkan dan diperjuangkan oleh umat Sikh Indonesia sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun