Namaku Chindi. Ini adalah sedikit cerita tentangku sebagai anak pertama perempuan. Hidupku bisa dikatakan sederhana, jauh dari kata sempurna. Â Aku adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Menjadi anak pertama dari empat bersaudara tidak selalu penuh dengan tekanan, setiap sesuatu selalu ada kekurangan dan kelebihannya. Tapi dibalik keceriaan menjadi anak pertama aku bertanggung jawab dalam urusan rumah dan menu makanan adik-adikku jika Ibu dan Ayah tidak ada dirumah.Â
Untungnya Ibu mendidik ku agar menjadi perempuan yang mandiri, jadi perihal masak memasak bukan perkara yang rumit, ia selalu berkata "Jadi perempuan harus bisa masak!". Walaupun makanan yang ku masak tidak selalu sempurna tapi adik-adikku selalu memaklumi masakan ku dengan sedikit ocehan.
Empat bersaudara ini terdiri dari 2 anak perempuan dan 2 anak lelaki. Anak pertama perempuan, anak kedua perempuan, anak ketiga dan keempat si kembar lelaki. Ibu dan Ayah memiliki 2 pasang anak.Â
ku sering mendengar teman-teman ibu berkata "Ih lucu ya 2 pasang, yang perempuan bisa jagain yang kecil". Ternyata benar apa yang dikatakan teman-teman ibu, dari ketiga adikku aku paling dekat dengan adik keduaku.
Hal yang membuat kami dekat adalah struktur wajah kami yang hampir serupa menurun dari ayah bahkan kepribadian kami yang mirip. Semenjak itu aku lebih sering menghabiskan waktu dengannya dibanding kedua adikku yang lain.Â
Bahkan jika aku menyadarinya kala itu, kasih sayangku padanya berbeda dibanding dengan kasih sayangku kepada adik-adikku yang lain.
Usia kami yang terpaut jauh menjadikan alasan ibu berani menitipkan adik-adik kepada ku saat ia pergi. Aku lahir pada tahun 2004, adik perempuanku lahir pada 2007, sedangkan si kembar lahir pada tahun 2013. Aku tidak keberatan dengan tugas yang ibu titipkan kepadaku karena adik-adikku bukan tipe anak yang sulit untuk diatur.Â
Tapi ibu selalu mengatakan bahwa jangan sampai adik-adikku telat makan, khususnya si kembar karena kekebalan tubuh mereka yang tidak sebagus kekebalan tubuhku.Â
Alasan ibu selalu mementingkan si kembar di atas segalanya bukan karena ibu pilih kasih tetapi hampir setiap tahun adik keduaku harus pergi ke rumah sakit karena ia mengidap radang paru-paru, aku tidak mengerti apa hubungannya tapi ibu menjelaskan bahwa sakit apapun yang ia alami itu akan berhubungan dengan paru-parunya.Â